Dark/Light Mode

Pengelola HTI Sejahterakan Masyarakat Dan Suku Rimba

Rabu, 13 Mei 2020 23:48 WIB
Ilustrasi suku rimba serap hasil hutan petani di kawasan hutan.
Ilustrasi suku rimba serap hasil hutan petani di kawasan hutan.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan pemegang izin Hutan Tanaman Industri (HTI) Karet Alam, PT Lestari Asri Jaya (LAJ) dan PT Wanamukti Wisesa (WMW) menggelar program pemberdayaan masyarakat dan kemitraan kehutanan. 

Program ini diawali melalui studi sosial sesuai regulasi pemerintah dan serangkaian dialog dengan para pemangku kepentingan. 

Direktur Usaha Hutan Produksi KLHK, Istanto mengatakan, saat ini ada 10 Kelompok Tani Hutan (KTH) di dalam dan sekitar area kerja PT LAJ dan PT WMW, seperti Desa Balai Rajo, Desa Sungai Karang, Desa Napal Putih, Desa Pemayungan, Desa Kuamang dan beberapa desa lainnya di Kabupaten Tebo, Jambi, dengan jumlah 333 petani yang bergabung.

Lebih lanjut, Istanto menambahkan program ini juga menyasar tiga kelompok Suku Anak Dalam (Orang Rimba) yang tinggal di area kerja perusahaan. 

Secara intensif PT LAJ dengan dukungan pemerintah dan LSM mendampingi mereka melalui berbagai program pemberdayaan, seperti program kesehatan, pendidikan, pertanian terpadu dan juga pembuatan identitas KTP bagi mereka. 

Baca juga : Redam Konflik, Pengelolaan LIB Baiknya Ditenderkan Pada Pihak Lain

"Semua program tersebut, dilaksanakan dengan dukungan pemerintah maupun LSM yang memiliki perhatian bagi pemberdayaan masyarakat. Melalui program kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, perusahaan memberikan bantuan peningkatan kapasitas pengelolaan tanaman karet dengan teknologi terkini," ujar Istanto dalam keterang tertulisnya, Rabu (13/05).

Kedua perusahaan ini (PT LAJ- PT WMW) juga mengajak warga untuk menggunakan lahan secara intensif dengan pertanian terpadu atau dapat disebut wanatani guna memperkuat ketahanan pangan. 

Masyarakat yang tergabung dalam sejumlah Kelompok Tani Hutan (KTH) juga mendapatkan bantuan benih unggul, pupuk, peralatan pertanian, transfer teknologi dan pendampingan, sehingga dapat membudidayakan komoditas pangan seperti padi, sayur-mayur, ikan lele, ikan nila, dan buah-buahan di lahan mereka. 

Untuk madu binaan PT Lestari Asri Jaya, sedangkan sayur mayur PT Lestari Asri Jaya dan PT Wanamukti Wisesa.

Selain itu,  hasil produksi dari lahan mereka berupa karet, sayur mayur dan buah-buahan juga diserap oleh perusahaan sesuai harga pasar, sehingga pendapatan mereka meningkat. 

Baca juga : Kemenpora Ajak Masyarakat Tetap Berolahraga

Pada Januari misalnya, perusahaan membeli karet KTH binaan dengan harga Rp 9200/kg ketika pengepul hanya membeli dengan harga karet di kisaran Rp 8000/kg. Sebagian hasil penjualan para petani juga dikontribusikan bagi pembangunan desa mereka.

Bangun Kemitraan dan Pemberdayaan Hutan 

Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian LHK yang sekaligus Pelaksana Tugas Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian LHK, Bambang Hendroyono menyampaikan, bahwa KLHK membuat kebijakan dan arahan agar para perusahaan pemegang izin melakukan kegiatan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan hutan.

“Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan di PT LAJ dan PT WMW merupakan salah satu contoh yang diupayakan oleh pemegang izin. Dalam situasi Covid-19, program ini diharapkan terus dilanjutkan mengingat masyarakat di sekitar hutan akan terdampak. Terlebih pada saat ini, sangat diperlukan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk menghadapi wabah Covid-19, termasuk berbagai dampaknya terhadap masyarakat,” ungkap Bambang.

Direktur Corporate Affair PT Royal Lestari Utama (RLU) yang merupakan perusahaan induk dari PT LAJ dan PT WMW, Meizani Irmadhiany mengungkapkan, bahwa PT LAJ dan PT WMW akan terus melakukan program kemitraan dan pemberdayaan termasuk ketika pandemi dengan memberikan berbagai bantuan bagi masyarakat dan bersama-sama pemerintah daerah melakukan edukasi dan sosialisasi. 

Baca juga : Tokopedia Tegaskan Data Masyarakat Aman

Hal ini adalah wujud partisipasi aktif perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah menanggulangi penyakit yang diakibatkan oleh virus Covid-19.

“Kami mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi sekaligus membantu kebutuhan APD tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi wabah ini,” tandasnya.

Perusahaan juga telah menyalurkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD), dan obat herbal seperti jahe dan buah semangkuk (tempayang), yang merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dari petani binaan kepada 184 orang tenaga medis di Tebo, Jambi. [FIK]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.