Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Teten Ungkap UKM Di Saat Pandemi
1998 Penyelamat Ekonomi, 2020 Jadi Buffer Ekonomi
Rabu, 24 Juni 2020 06:12 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Di saat krisis, keberadaan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat penting. Saat krisis 1998, UKM jadi penyelamat ekonomi. Di tahun 2020 saat diserang pandemi corona, UKM jadi buffer (penyangga) ekonomi. Tak heran, bila kemudian Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sampai pontang-panting memulihkan usaha yang digeluti para ‘konglomelarat’ ini.
Pernyataan ini ditegaskan Teten saat jadi narasumber acara RM-Insight, kemarin. Acara yang dipandu wartawan senior Rakyat Merdeka Budi Rahman Hakim ini, mengangkat tema “Strategi Dorong UKM Berjaya Di era Corona” “Narasinya harus diubah. Kalau dulu UKM jadi pahlawan ekonomi nasional. Sekarang UKM tetap bisa menjadi buffer ekonomi nasional untuk mengurangi angka pengangguran dan angka kemiskinan tidak terlalu berat,” kata Teten.
Baca juga : Pengembangan UMKM Bisa Selamatkan Perekonomian Nasional
Eks aktivis ICW ini mengungkapkan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap sektor UKM. Banyak UKM yang terpuruk karena pandemi. Padahal, 99 persen pelaku usaha di Indonesia itu UKM, sisanya pengusaha besar. Tentunya, jika UKM tidak tertolong, lonjakan pengangguran dan kemiskinan akan tinggi.
Hal ini bertolak belakang ketika krisis keuangan 1998. “Sederhana saja. Kalau usaha besar yang tabungan pribadinya banyak, dalam situasi seperti ini, akan menunda investasinya. Kalau UKM, tidak bisa. Karena dapur harus ngebul. Jadi ekonomi akan didinamisir oleh UKM. Karena berkaitan dengan priuk nasi orang per orang,” tuturnya.
Baca juga : Angka KDRT Meningkat Selama Pandemi, MPR Minta Pemerintah Lindungi Korban
Demi bangkitkan ekonomi pelaku UKM, Teten harus pontang-panting. Mulai dari lakukan pemetaan, buat terobosan, koordinasi dengan banyak pihak hingga sering-sering dengar curhatan pelaku UKM. Baik berkeliling ke pusat-pusat UKM, hingga membuka layanan call center.
Bicara strategi, Teten mengaku sudah menyiapkan formula beragam. Mengingat, masalah yang dialami UKM berbeda-beda, sangat kompleks. Mayoritas pelaku UKM mengalami penurunan penjualan, dan omzet. Bahkan ada juga yang sampai tidak bisa melanjutkan usahanya.
Baca juga : Hadapi Ancaman Perlambatan Ekonomi, BTN Ajak Developer Bersinergi
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah membuat program pinjaman Rp 10 juta hingga 10 miliar. Hitungan Teten, ada 60,66 juta pelaku UKM yang terhubung ke perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya.
Sayangnya, berdasarkan survei The SMERU Research Institute, masih ada sekitar 20 juta pelaku UKM yang belum terhubung dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya. “Tapi saya kira, kalau mereka mengambil pembiayaan baru, itu saya kira bisa langsung masuk ke program relaksasi,” imbuh Teten.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya