Dark/Light Mode

BSSN Sebut Teknologi Cloud Computing Juga Memiliki Kekurangan

Jumat, 9 Oktober 2020 18:39 WIB
Kepala Bagian Komunikasi Publik Biro Hukum dan Humas BSSN Tri Wahyudi (kanan), Direktur Pengendalian Informasi dan Forensik Digital BSSN Bondan Widiawan (kedua kanan) dan CSO Provetic Shafiq Pontoh, usai acara talkshow BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt
Kepala Bagian Komunikasi Publik Biro Hukum dan Humas BSSN Tri Wahyudi (kanan), Direktur Pengendalian Informasi dan Forensik Digital BSSN Bondan Widiawan (kedua kanan) dan CSO Provetic Shafiq Pontoh, usai acara talkshow BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt "Security in Cloud Technology" di Kantor BSSN, Sawangan, Jumat (9/10). Acara talkshow tersebut adalah pembuka training untuk 500 mahasiswa dari 33 universitas yang digelar Huawei Indonesia, dalam pelatihan Huawei Tech Day Digital Talent Training 2020/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Di balik banyaknya manfaat dari teknologi Cloud Computing atau komputasi awan, ternyata juga menyimpan kekurangan.

Hal itu disampaikan Drektur Pengendalian Informasi, Investigasi dan Forensik Digital pada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Bondan Widiawan, dalam acara BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt "Security in Cloud Technology", Jumat (9/10).

Menurut Bondan, cloud computing memang menawarkan efisiensi lewat praktik kolaborasi sehingga memudahkan dalam berinteraksi. Di antaranya, data yang tersimpan di infrastruktur cloud computing dapat diakses oleh banyak perangkat. Itu sebabnya, pemanfaatan teknologi komputasi awan ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor.

“Hampir semua bidang bisa memanfaatkan teknologi cloud computing. Apalagi sekarang kita lihat saat pandemi ini, khususnya di bidang pendidikan. Dari data BSSN kita bisa lihat bagaimana peningkatan daring, webinar, edukasi-edukasi yang memang dilakukan secara jarak jauh saat ini sudah menjadi tren,” kata dia.

Meski begitu, teknologi ini menghadirkan ancaman atau kerentanan. Bondan mengidentifikasi, setidaknya ada 3 hal.

Baca juga : Panasonic Kembangkan Teknologi Pencegah Corona Di AC Buatannya

Pertama, mengutip data dari McAfee, Bondan mengatakan, ancaman dari eksternal meningkat 630 persen. Terbesar dari kolaborasi Microsoft 365, yakni terkait orang-orang yang berusaha menyusup ke sistem.

“Jadi kalau pada saat kita menggunakan Office, memudahkan kita berinteraksi dari mana saja, kapan pun bisa,” katanya.

Kemudian yang menarik lagi, adanya anomalous location. Jadi lokasi yang berjauhan jarak tapi akses loginnya melakukan login dari tempat yang belum teridentifikasi terlebih dahulu. Ini yang kemudian diidentifikasi McAfee.

Kedua, ancaman terhadap superhuman. Menurut Bondan, itu seperti melakukan login dari tempat yang berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan, yang sebenarnya sangat tidak mungkin.

“Misalnya saya dari Singapura. Saya login dari Singapura, kemudian dua menit kemudian saya login dari Amerika. Ini kemudian tertangkap oleh sistem yang mengindikasikan adanya sebuah anomali,” kata dia.

Baca juga : Bioteknologi Modern Diyakini Percepat Pembuatan Vaksin

Ketiga, terkait dengan penyelidikan forensik digital ketika terjadi kejahatan terhadap sistem komputasi. Menurut Bondan, aparat penegak hukum atau BSSN terkadang menghadapi kesulitan saat hendak mengambil data.

“Karena cloud ini tidak berada pada tempat kita, jauh di sana. Ini akan menyulitkan kita pada saat berinteraksi. Itu salah satu poin dasarnya,” jelas Bondan.

Selain itu, risiko lainnya adalah pencurian informasi. Bisa terjadi karena kesalahan konfigurasi atau penyebab lain. Menurutnya, sebuah teknologi apapun itu tidak terhindari dari risiko negatif.

Untuk menghindari dari pencurian informasi ini, kata dia, bisa dengan tata kelola yang baik.

Bondan bilang, sepanjang 2019-2020, Bukalapak, Tokopedia, Bhinneka termasuk (pencurian informasi). Dan ini adalah realita.

Baca juga : Sematkan Teknologi Soft Start Engine, Neuva Ice diklaim Hemat Listrik

“Bagaimana kemudian kita mengamankan ini? Yang perlu kita tanya, bagaimana sistem tata kelola kita. Apakahkita sudah mengimplementasikan standar tata kelola pada perusahaan kita, pada organisasi kita. Kalau belum ya lakukan itu,” sarannya.

Menurutnya, jika tata kelola dan audit tata kelola belum dilakukan, maka akan sulit untuk memproteksinya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.