Dark/Light Mode

Bioteknologi Modern Diyakini Percepat Pembuatan Vaksin

Selasa, 25 Agustus 2020 20:14 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Ilmu bioteknologi berperan penting dalam pembuatan vaksin. Teknik-teknik bioteknologi modern diseperti rekayasa genetika dan kultur sel memungkinkan pengembangan vaksin dilakukan dengan cepat, efektif dan ekonomis

"Bioteknologi itu adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari teknologi pemanfaatan makhluk hidup dalam skala besar untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia," ujar Pengajar Fakultas Biotechnology, Indonesia International Institute for Life Science (i3L), Ihsan Tria Pramanda dalam keterangan resminya.

Sementara vaksin merupakan sediaan biologis yang diberikan kepada individu sehat untuk menyiapkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi bakteri atau virus patogen (penyebab penyakit).

Ihsan mengungkapkan bioteknologi berpengaruh dalam resiko pembuatan vaksin. "Maka bioteknologi berperan penting untuk memastikan vaksin yang diproduksi aman dan efektif," terangnya.

Baca juga : Jokowi Minta PAN Perkuat Reformasi

Bioteknologi berperan mulai dari desain dan studi eksplorasi komponen vaksin misalnya protein antigen. Perlu dipastikan bahwa komponen tersebut memang yang bersifat antigenik dan imunogenik sehingga akan bekerja efektif pada tubuh penerima.

Dia menjelaskan, vaksin dapat berisi patogen yang sudah dilemahkan atau komponen antigen (dikenali oleh sistem imun). Dari patogen tersebut, biasanya berupa protein di permukaan sel atau partikel virus yang dapat dikenali oleh antibodi pada sistem imun.

Lalu teknologi DNA, lanjut dia, rekombinan memungkinkan antigen dari suatu patogen untuk diproduksi pada sel inang yang relatif tidak patogenik misalnya bakteri E. coli atau ragi, sehingga tidak perlu dipanen langsung dari patogen aslinya.

“Sekarang lagi dikembangkan vaksin berbahan dasar materi genetik DNA atau RNA dari patogen termasuk untuk Covid-19 sehingga produksi antigen dapat langsung terjadi pada tubuh individu penerima vaksin,” Kata Ihsan.

Baca juga : Sektor Perumahan Diyakini Percepat Pemulihan Ekonomi

Selain itu, selama proses produksi vaksin skala besar, perlu dipastikan bahwa vaksin yang diperoleh di akhir produksi memenuhi standar.

Vaksin protein harus bebas dari sisa-sisa medium produksi, komponen sel inang produksi, serta pengotor atau kontaminan yang mungkin masuk dari luar.

“Pada vaksin berbasis sel atau partikel patogen, metode atenuasi dan inaktivasi yang digunakan harus benar-benar tepat dan efektif sehingga mengurangi resiko patogen kembali aktif dan timbulnya efek samping pada individu penerima vaksin,” jelas Ihsan.

Dia mengatakan, dalam produksi vaksin secara komersil menerapkan disiplin bioteknologi yang disebut bioproses. Mencakup proses hulu seperti penyiapan media tumbuh, sel produksi, dan optimasi kondisi produksi.

Baca juga : Kementan: Baturraden Percepat Pengembangan Ternak Ruminansia

Sampai proses hilir yakni pemanenan produk, pemurnian produk, serta penanganan limbah produksi. Metode baku dalam pembuatan vaksin bergantung pada tipe vaksin yang ingin diproduksi.

"Ada yang menggunakan sel atau partikel patogen secara langsung, ada yang berbahan dasar protein, serta ada yang berbahan dasar materi genetik," katanya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.