Dark/Light Mode

Utus Luhut Ke China, Kirim Prabowo Ke Amerika

Jokowi Mendayung Di Antara Dua Badai

Senin, 12 Oktober 2020 06:45 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Instagram)
Presiden Jokowi. (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Bagaimana dengan Prabowo? Beda dengan Luhut, Prabowo baru akan terbang Ke AS pertengahan bulan ini. Nantinya, Ketum Gerindra itu akan bertemu Menhan AS, Mark Esper pada 15 sampai 19 Oktober 2020. Kunjungan ke AS ini adalah yang pertama kali dilakukan Prabowo setelah 20 tahun diblokir, akibat isu pelanggaran HAM.

Gara-garanya, Eks Danjen Kopassus dan Pangkostrad itu disebut bertanggung jawab atas penghilangan paksa sejumlah aktivis pada tahun 1997-1998.

Jubir Menhan, Dahnil Anzar mengatakan, pertemuan dengan Menhan AS ini akan membicarakan detail kerja sama bilateral bidang pertahanan. Namun, ia menampik isu Indonesia akan diajak bergabung dengan aliansi militer dan kemitraan Washington di Asia-Pasifik untuk memenangkan persaingan melawan China. “Sesuai prinsip politik bebas aktif, tidak terlibat aliansi militer dengan negara mana pun,” kata Dahnil, Kamis (8/10) lalu.

Baca juga : Pilkada Tangsel, Prabowo Berikan Rekomendasi Untuk Keponakan

Apa pesan yang ingin disampaikan Jokowi dengan mengutus dua purnawirawan jenderal ke China dan AS? Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menduga, keputusan Jokowi dalam rangka menjaga netralitas. “Kan AS hendak rangkul Indonesia untuk berhadapan dengan China. Nah, agar tidak disalahtafsirkan China, seolah Indonesia lebih berpihak ke AS, maka Pak Luhut diutus ke China,” kata Hikmahanto, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Sikap netral Indonesia terhadap 2 negara itu juga diyakini akan memberikan manfaat yang lebih besar ke timbang mudharatnya. “Ya menguntungkan ka lau bisa dimanfaatkan secara cerdas. Ke AS kita dapat, ke China juga kita dapat,” katanya.

Sementara itu, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi pembicara dalam UNSW ASEAN Conference (UAC) 2020, menyampaikan kekhawatirannya soal relasi antara AS dan China. “Saya mengkhawatirkan hubungan Amerika Serikat dan China yang memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Perang ekonomi dan dagang antara kedua negara terus meningkat,” ujar SBY dalam keterangannya, kemarin.

Baca juga : Tangani Corona, Presiden Jokowi Pangkas Anggaran Sejumlah Lembaga

“Kedua negara sudah memperlihat kan ‘otot’ militer dengan unjuk kekuatan di Laut China Selatan. ini tentu saja berbahaya dan buruk bagi kawasan kita,” lanjut SBY

Ia juga mengaku khawatir bahwa China dan AS telah membangun kekuatan angkatan laut mereka di Laut China Selatan. Langkah ini tentunya membahayakan stabilitas dan perdamaian yang sudah tercipta di kawasan tersebut. “Sebagai eks pemimpin di kawasan pasifik, saya minta China dan AS menarik diri di Laut China Selatan. Sebab yang mereka lakukan di sana bisa memicu konflik militer,” kata SBY.

SBY mengingatkan negaranegara ASEAN jangan mengambil bagian konflik AS dan China. “ASEAN akan lebih stabil jika keseimbangan tetap terjadi di kawasan ini,” tutup SBY. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.