Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Ini Kronologi Penangkapan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah
- Meski Ngakunya Ikhlas, Nurdin Abdullah Lempar Kesalahan Ke Anak Buah
- Curhat Pemain Garuda Select 3: Dari Pelatih Favorit Sampai Atur Keuangan
- Asyik, Listrik Di Sei Menggaris Kaltara Kini Nyala 24 Jam
- Dikasih Perkutut Rp 100 Juta, Bupati Situbondo Langsung Lapor Ke KPK
BPOM: Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac Masuki Tahap Penyelesaian
Rabu, 30 Desember 2020 22:05 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Pemberian izin penggunaan darurat (emergency use authorization/UEA) vaksin Covid-19 buatan Sinovac oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memasuki tahap penyelesaian.
"BPOM terus memantau pelaksanaan uji klinik dan mengevaluasi hasil uji klinik untuk memastikan vaksin yang akan digunakan aman dan berkhasiat," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, Rabu (30/12), seperti dikutip Antara.
Penny mengatakan, peneliti yang melakukan uji klinik vaksin di Bandung bersama PT Bio Farma sebagai sponsor sedang melakukan analisis vaksin Sinovac. Analisis itu dilakukan terhadap data-data uji klinik yang soal khasiat dan keamanan vaksin dalam pemberian EUA.
Berita Terkait : Besok, 1,8 Juta Vaksin Sinovac Tiba Di Indonesia
Sebelum pemberian EUA, BPOM terus mengkaji Sinovac bersama tim pakar di bidang vaksin, Indonesian Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan anggota Komite Nasional (Komnas) Penilai Obat. Pengkajian dilakukan dengan seksama.
Penny mengatakan, uji klinik vaksin Sinovac di Indonesia dilakukan pada 1.600 subjek. Saat ini, seluruh subjek telah mendapat pemberian dua kali suntikan. Selanjutnya, dilakukan pemantauan keamanan dan khasiatnya secara periodik yaitu satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan setelah penyuntikan.
Untuk pembuktian keamanan vaksin, lanjut dia, dilakukan pemantauan kejadian efek samping yang timbul setelah penyuntikan. Sedangkan pembuktian khasiat vaksin dilakukan dengan pengukuran antibodi yang terbentuk dalam tubuh dan kemampuan antivirus menetralisasi virus yang masuk serta penghitungan efikasi vaksin.
Pengukuran netralisasi antibodi pada uji klinik vaksin, kata Penny, dilakukan menggunakan virus dari pasien di Indonesia. Pengujian dilakukan di laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan. Dengan data tersebut dapat diketahui kemampuan vaksin dalam membunuh virus.
Data preliminary telah diperoleh dan telah dibahas dengan tim Komnas Penilai Obat dengan hasil yang baik. "Selanjutnya BPOM menunggu hasil perhitungan efikasi vaksin yang saat ini sedang disiapkan oleh peneliti," katanya.
BPOM terus melakukan evaluasi terhadap data uji klinik vaksin yang dilakukan di Bandung. BPOM juga akan mendapatkan data dukung khasiat dan keamanan vaksin dari uji klinik yang dilakukan di China, Brazil dan Turki. "BPOM telah melakukan diskusi dengan otoritas obat di negara-negara tersebut untuk melakukan sharing data," kata dia. [USU]
Tags :
Berita Lainnya