Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Indonesia Pede Jadi Pemain Utama
Gaet Tesla, Menteri Erick Kebut Bikin Mobil Listrik
Sabtu, 9 Januari 2021 05:33 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan akan terus mengawal program pengembangan industri kendaraan listrik (Electrical Vehicle/ EV). Dalam waktu dekat ini, Mantan bos klub Sepakbola Inter Milan itu akan melakukan penjajakan kerja sama dengan Tesla, perusahaan EV asal Amerika Serikat.
“Pengembangan EV menjadi solusi mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri,” ungkap Erick, baru-baru ini.
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pada 2025, Pemerintah menargetkan akan memproduksi 2.200 unit mobil listrik dan 2,13 juta unit motor listrik.
Baca juga : Jaga Integritas, Menteri Baru Sinyal Rekonsiliasi
Jumlah ini meningkat menjadi 4,2 juta unit mobil (EV) dan 13,3 juta unit motor setrum pada 2050. Untuk mendukung itu, Pemerintah menargetkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mencapai 2.400 titik, hingga 2025.
Pengamat dari Energy Watch, Mamit Setiawan menilai positif langkah Menteri Erick. Apalagi cadangan nikel, salah satu bahan baku baterai, paling banyak dimiliki Indonesia.
Menurut data Mineral Commodity Summaries 2019 dari United State of Geological Survei (USGS) di 2019, Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia yaitu sebesar 21 juta ton nikel ekivalen pada 2018. Dan, tingkat produksi tambang pada tahun tersebut sebesar 560 ribu ton nikel ekivalen.
Baca juga : Pahala Mansury Siap Bantu Menteri Erick
“Berdasarkan fakta tersebut, ada peluang besar bagi perusahaan BUMN untuk menguasai industri EV. Khususnya, yang bergerak di bisnis pertambangan nikel,” kata Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Harapan lainnya, sambung Mamit, pembangunan EV bisa mengurangi impor produk Bahan Bakar Minyak (BBM) ataupun minyak mentah. Saat ini Indonesia mengimpor 1,5 juta barrel per hari untuk BBM dari Arab Saud, Singapura, Malaysia hingga Qatar.
“Secara otomatis akan membantu keuangan negara. Sehingga Current Account Deficit (CAD) tidak terlalu jauh defisitnya,” ucap Mamit.
Baca juga : Dubes Ibnu Hadi Pamitan Kepada Wakil Perdana Menteri Vietnam
Mamit mengingatkan, kendati perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, berniat membangun pabrik di Indonesia, namun jika tidak ada kebijakan yang tegas, maka rencana pembangunan EV akan berat untuk diwujudkan.
“Karenanya, tetap butuh regulasi yang mendukung, kesiapan infrastruktur, harga yang ramah dan kemampuan beradaptasi masyarakat. Ini juga perlu dipikirkan. Harus ada blue print yang jelas,” sarannya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya