Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mentan Kena Semprot Presiden

Untungnya, Reshuffle Sudah Lewat

Selasa, 12 Januari 2021 07:19 WIB
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Foto: Dok. Kementan)
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski polemik melonjaknya harga kedelai sudah berlalu, Presiden Jokowi sepertinya masih jengkel. Kemarin, dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021, di Istana Negara, Jakarta, Jokowi meluapkan kejengkelannya itu. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, hadir dalam acara ini. Beruntung bagi Syahrul, dia disemprot Presiden di saat musim reshuffle sudah berlalu. 

Dalam rapat tersebut, raut muka Jokowi datar. Tak banyak senyum. Kata-katanya tegas dengan intonasi kadang meninggi.

Jokowi mewanti-wanti agar kelangkaan kedelai, yang menjadi bahan baku tahu dan tempe, tidak terulang. Jokowi sepertinya merasakan betul, melonjaknya kedelai tetap memukul para perajin tempe dan tahu, juga menyengsarakan rakyat.

Baca juga : Siapa Pun Presidennya, AS Tetap Musuh Korut

Dia meminta Syahrul mengantisipasi persoalan ini secara serius. Caranya, dengan membangun sektor pertanian secara detail. Dia juga mengingatkan pernyataan Badan Pangan Dunia (FAO) terkait potensi terjadinya krisis pangan, selama pandemi. "Hati-hati mengenai ini. Hati-hati," pesan Jokowi, berulang-ulang.

Dengan penduduk Indonesia yang kini mencapai 270 juta jiwa lebih, lanjut Jokowi, sektor pangan harus dikelola serius dan detail. Terutama yang berkaitan dengan impor, seperti kedelai, jagung, gula, bawang putih, hingga beras. "Meskipun hampir 2 tahun kita nggak impor beras," cetus Kepala Negara.

Jokowi juga menyoroti program subsidi pupuk yang mencapai Rp 33 triliun. Dalam pandangannya, untuk mengerek produktivitas pertanian, ketersediaan pupuk bukan satu-satunya cara. Negara perlu cara yang lebih hebat lagi. Misalnya sistem pertanian yang mumpuni. Di tengah perkembangan zaman, tak bisa lagi menggunakan teknik pertanian konvensional.

Baca juga : Masuki 2021 Dengan Langkah Lebih Tegap

Jokowi menginginkan ada terobosan dengan membangun kawasan pertanian yang economic scale, yakni areal tanam yang luas dan bersistem modern. Hal itu yang akan diwujudkan melalui pembangunan food estate. Cara-cara ini diyakininya bisa menekan biaya pokok produksi, dibarengi dengan hasil pertanian yang maksimal.

"Pembangunan pertanian yang harus kita tuju, skalanya luas dan teknologi dipakai betul. Sehingga harga pokok produksinya bisa bersaing dengan komoditas dari negara-negara lain," terangnya.

Mendengar Jokowi marah-marah saat rapat pertanian, banyak warganet bersorak. Sebab, sebagian mereka juga jengkel dengan Menteri Syahrul. "Bapak kira yang kesal cuma njenengan? Petani juga pak," kata @Kholil_15.

Baca juga : Mantan FBI: Peledakan Seperti Di Nashville Akan Berlanjut

Sebagian warganet langsung ngadu ke Jokowi soal kondisi pertanian di desanya.

Sedangkan akun @arrahman99642797 menyebut Syahrul untung. Sebab, Syahrul kena semprot setelah reshuffle kabinet jilid I sudah berlalu. “Kalau belum, bisa kena juga kali ya. Hehehe," cuitnya.

Bagaimana tanggapan Syahrul? Dia siap melaksanakan tugas dan arahan Presiden dalam membangun pertanian maju, mandiri, dan modern. Menurutnya, program itu terus dikerjakan secara berkelanjutan. "Kami siap di lapangan Bapak. Tentu dengan arahan dan petunjuk Bapak," janji politikus Nasdem ini. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.