Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Konsumsi Buah Matang Alami Tingkatkan Imunitas Diri

Rabu, 27 Januari 2021 20:58 WIB
Buah Pisang/Ist
Buah Pisang/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kandungan yang terdapat pada buah-buahan bisa meningkatkan daya tahan tubuh guna membantu sistem imunitas untuk melawan virus Corona. 

Sementara, kebutuhan akan buah menjadi prospek yang baik bagi para petani di masa pandemi saat ini.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto, saat dihubungi, Selasa (26/1), mengajak petani buah di seluruh Indonesia memanfaatkan momentum pasar saat ini. 

Menurutnya, Indonesia punya buah tropis yang luar biasa besarnya, mulai dari manggis, durian, alpukat, nanas, pisang, jeruk bahkan apel dan stroberi. Volume produksi sementara menginjak 2021 ini menunjukkan 23 juta ton. Ini saatnya buah-buahan lokal merajai pasar dalam negeri. 

Meski demikian, untuk jenis buah tertentu seperti pisang, pihaknya mengimbau, agar petani memetik buah saat sudah umur panen atau matang fisiologis. 

“Jangan sampai menjual buah karbitan atau buah muda yang dipaksa matang,” ujar pria yang akrab dipanggil Anton tersebut.

Baca juga : Kompetisi Liga 1 Batal Digelar, PSSI Resmi Terbitkan SK

Secara umum, lanjut Anton, buah-buahan lokal sangat aman dikonsumsi karena biasanya dari kebun langsung didistribusikan ke pasar. 

“Rantai pasoknya juga tidak terlalu panjang sehingga tidak perlu perlakuan khusus penambahan zat-zat kimia tertentu, apalagi sampai menggunakan zat kimia berbahaya,” ujar Anton. 

Anton mengatakan, jajarannya secara konsisten membimbing petani atau pedagang buah untuk menghindari praktik pematangan buah menggunakan bahan kimia berbahaya. Seperti amonia atau sulfur dioksida atau bahan kimia berbahaya lainnya.

Dijelaskannya, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti Amonia atau Sulfur Dioksida jika sampai tertelan manusia bisa merusak sistem syaraf dan mempengaruhi fungsi hati maupun ginjal. 

Buah yang dipaksa matang dengan bahan kimia berbahaya, selain berpengaruh terhadap kualitas juga berpengaruh terhadap rasa. Nilai gizinya juga akan berkurang karena dalam proses pematangan paksa. 

“Proses terbentuknya gula alami menurun dan sintesis vitamin berkurang. Siapa yang rugi? Tentu semua pihak akan dirugikan,” terang Anton.

Baca juga : Lupa Selamatkan Janin Sendiri

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman tidak menampik peluang adanya praktik curang dalam perniagaan buah-buahan. 

Dirinya mengimbau agar konsumen lebih teliti sebelum mengkonsumsi buah. 

Menurutnya, ciri-ciri buah yang matang akibat penggunaan bahan kimia di antaranya warna buahnya tampak lebih seragam. Tampilannya tidak menarik alias pucat, aroma buahnya ringan dan tercium bau kimia dan rasa buahnya hambar. 

“Meskipun kulitnya tampak menguning namun bagian tengahnya terasa keras. Buah tersebut juga tidak tahan simpan, lebih cepat busuk,” ungkapnya.

Liferdi menuturkan, justru masyarakat pecinta buah dituntut jeli agar bisa mengidentifikasi buah yang dimatangkan dengan bahan kimia berbahaya tersebut. 

Saat menunjukkan video cairan pematang buah,  Liferdi mengungkapkan bahwa obat yang dipakai sebetulnya aman namun pemakaiannya yang salah. 

Baca juga : Komisi X DPR Dukung Perpusnas Tingkatkan Minat Baca Dan Literasi Masyarakat

Harusnya, untuk pisang dilakukan penyemprotan pada pangkal buah bagian atas. Sementara pada mangga, penyemprotan dilakukan pada pangkal malai namun untuk mangga tidak disarankan. 

“Bila tidak tepat waktu pemasakan, akan membuat jatuh buahnya,” terang Liferdi.

Pada dasarnya, secara alamiah tumbuhan memiliki hormon pertumbuhan yang disebut dengan etilen. Hormon ini bertanggung jawab mengatur dan merangsang pemasakan buah, pemekaran mahkota bunga, menebalnya batang pohon, serta mempercepat gugurnya daun. 

Produksi etilen meningkat saat buah siap matang. Peningkatan ini memicu transformasi buah yang keras, hijau, kusam berubah menjadi buah yang lembut, mencolok dan lezat untuk dimakan.

Melihat besarnya manfaat dari senyawa etilen ini dan seiring dengan perkembangan teknologi, etilen diproduksi secara buatan. Etilen buatan (artificial ethylene) mengandung senyawa Ethephon, yang berfungsi sama dengan etilen, berwujud larutan cair dan dapat melepaskan hormon senyawa etilen ini di dalam tubuh tanaman. 

Penggunaan etilen untuk mematangkan buah dinilai masih wajar dan buahnya aman dikonsumsi. Dengan syarat, tetap mengikuti dosis dan aturan penggunaan yang ditentukan. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.