Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

170 Negara Alami Kontraksi Ekonomi

Sri Mulyani: Negara Tetangga Dekat Kita Semua Tersungkur

Rabu, 7 April 2021 05:25 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang juga sebagai Ketua Umum IAEI, pada acara Webinar IAEI dengan tema Economic Policy in Dealing with Covid-19 Pandemic and Proper Exit Policy, yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (06/04). (Foto : Dok. Kementerian Keuangan).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang juga sebagai Ketua Umum IAEI, pada acara Webinar IAEI dengan tema Economic Policy in Dealing with Covid-19 Pandemic and Proper Exit Policy, yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (06/04). (Foto : Dok. Kementerian Keuangan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Bukan hanya Indonesia yang ekonominya mengalami kontraksi karena pandemi Covid-19. Negara tetangga, seperti Singapura, Filipina, Thailand dan Malaysia, semuanya tersungkur. Mengalami kontraksi 5,8 persen hingga 9,6 persen.

Menteri Keuangan (Men­keu) Sri Mulyani mengatakan, kontraksi ini dirasakan oleh hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

“170 negara mengalami kon­traksi ekonomi pada 2020. Ini kondisi terburuk dalam 150 ta­hun terakhir. Itu dari studi Bank Dunia,” ujar Sri Mulyani dalam webinar Economic Policy in Dealing with Covid-19 Pandemic and Proper Exit Policy yang digelar Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI), kemarin.

Baca juga : 170 Negara Alami Kontraksi Terburuk Dalam 150 Tahun Terakhir, Indonesia Masih Mendingan

Sejak diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) pada Maret tahun lalu terkait Covid-19, ekonomi selu­ruh negara terkontraksi.

Pasalnya, pandemi mem­berikan tekanan luar biasa, ter­masuk di Indonesia. Akibatnya, ekonomi domestik tidak terto­long dan terkontraksi minus 2,07 persen pada 2020.

“Kita termasuk 170 negara yang mengalami kontraksi,” sebut Sri Mulyani.

Baca juga : Koperasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Jadi Solusi Jeratan Rentenir

Namun, menurut dia, ting­kat keparahan Indonesia tidak lebih besar jika dibandingkan beberapa negara-negara lainnya. Baik di ASEAN, G20, bahkan negara di dunia lainnya.

Sri Mulyani menyebut, Pran­cis mengalami kontraksi hingga minus 9 persen, India minus 8 persen, Italia minus 9,2 persen, Meksiko minus 8,5 persen, Inggris minus 10 persen.

Selain itu, Kanada minus 5,5 persen, Brazil minus 4,5, dan Saudi Arabia minus 3,9 persen.

Baca juga : Pegawainya Divaksin, Pengelola Mall Di Kota Bogor Yakin Ekonomi Segera Bangkit

Sementara jika melihat ASEAN, lanjut Sri Mulyani, Vietnam masih bisa tumbuh positif. Namun negara-negara tetangga dekat Indonesia, semuanya tersungkur. Misalnya, Singapura mengalami kontraksi 6 persen, Filipina 9,6 persen, Thailand 6,6 persen dan Malaysia 5,8 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.