Dark/Light Mode

Luhut Dorong Kolaborasi Food Estate Libatkan Kementan, Kementerian PUPR Dan Peneliti

Rabu, 7 April 2021 19:40 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat mendengarkan penjelasan dari Direktur Alsintan Kementan Andi Nur Alam di sela-sela peninjauan kawasan Food Estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4)/Ist
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat mendengarkan penjelasan dari Direktur Alsintan Kementan Andi Nur Alam di sela-sela peninjauan kawasan Food Estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau kawasan Food Estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4). 

Luhut didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, untuk melakukan pengecekan progres pengembangan Food Estate Kalteng.

"Sesuai perintah Pak Presiden dengan Menteri Pertanian, Menteri PUPR, Kepala Staf Kepresidenan meninjau lahan pengembangan Food Estate yang direncanakan  seluas 167.000 hektar. Tapi di sini sebagai tahap awal seluas 20.000 hektar. Saya kira prosesnya bagus," ujar Luhut usai meninjau lahan Food Estate.

Luhut secara tegas mengatakan, kawasan Food Estate Kalteng berfokus di wilayah pengembangan lahan gambut sehingga sinergi peran Kementan, Kementerian PUPR, dan Kementerian Desa menjadi sangat penting. 

"Juga kolaborasi antara Tim riset yakni profesor ahli Food Estate dengan Universitas di Palangkaraya didorong agar nanti semua terbuka. Jadi, kita membuka diri untuk saling mengoreksi, saling memperbaiki sehingga sinergi itu bisa menjadi pencapaian yang terbaik," tegas Luhut.

Food Estate 96,7 Persen Telah Ditanami

Baca juga : Pengembangan Itik Di Kawasan Food Estate Berjalan Positif

Luhut juga meminta agar rekayasa tata kelola air pengolahan naik turunnya air disikapi secara serius, karena ketersediaan air sangat penting untuk keberhasilan  lahan pertanian.

Tidak hanya itu, sistem air harus terus dijaga baik itu pada musim hujan maupun musim kemarau. 

Nanti airnya itu bisa diatur demikian rupa sehingga tidak menjadi banjir, dan itu bisa nanti air digunakan untuk menghindari kebakaran seperti 2015.

 "Semua yang dilakukan kan dengan AI (red: artificial intelligence) sehingga penggunaan  pupuk dan penyebaran pupuk dan sebagainya dapat diatur. Jadi kalau kita lakukan ini segera akan memberikan kontribusi pada ketahanan pangan kita," ujarnya.

Syahrul Yasin Limpo memaparkan pengembangan Food Estate tahun 2020 yang dikelola Kementan tersebar seluas 20.000 hektar di Kabupaten Kapuas dan 10.000 hektar di Kabupaten Pulang Pisau.

Hingga saat ini penanaman telah mencapai 96,7 persen atau seluas 29.032 hektar dan sudah realisasi untuk panen seluas 15.862 hektar hingga 31 Maret 2021. 

Baca juga : Moeldoko Cs Harus Minta Maaf Ke Rakyat Dan Presiden

"Lokasi blok A5 di Desa Bentuk Jaya ini bagian terakhir yang akan segera ditanami dari total target 30.000 hektar," ujar Syahrul.

Sementara, untuk kegiatan Tahun Anggaran 2021 akan dilaksanakan kegiatan pengembangan Food Estate seluas 37.633 hektar yang terdiri dari kegiatan ekstensifikasi lahan seluas 22.992 hektar. Antara lain,  Kabupaten Kapuas 19.899 hektar dan Pulang Pisau 3.094 hektar.

Kemudian dari kegiatan intensifikasi lahan seluas 14.641 hektar terbagi di Kabupaten Kapuas 13.461 hektar dan Pulang Pisau 1.180 hektar.

"Terhadap target luasan ini kita sedang mengupayakan penambahan  lokasi yang tentunya sesuai dengan kaidan dan kriteria teknis yang telah ditetapkan," terang Syahrul.

Lebih lanjut, Syahrul mengatakan, pada lokasi pengembangan Kawasan Food Estate di Kecamatan Dadahup ditargetkan akan ditanam seluas 2.000 hektar yang tersebar di 5 desa. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan lahan terkait dengan kendala teknis, infrastruktur dan juga sumber daya manusia.

Menurutnya, lahan blok A5 sudah 15 tahun tidak diolah sehingga perbaikan infrastruktur jaringan irigasi dan juga peningkatan jaringan harus dilakukan, sehingga tata kelola air dapat dilaksanakan optimal agar dapat memperbaiki kondisi tinggi muka air untuk dapat melakukan pertanaman.

Baca juga : Holding BUMN UMi Lawan Fintech Bodong Dan Rentenir

"Tidak boleh ada yang bersoal untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia," tegasnya.

Syahrul mengatakan, kegiatan pengembangan Food Estate ini merupakan kerja keras seluruh Kementerian dan Instansi terkait dalam mengamankan pangan untuk 267 juta rakyat Indonesia. Pengembangan Food Estate ini berbasis korporasi petani yang mengintegrasikan usaha di on-farm dan off farm.

"Maka kita harus bersama-sama beriringan dalam mewujudkannya. Dengan upaya keras, petani kita dapat menghasilkan produksi yang terbaik dari hasil pengembangan food estate ini," tutup Syahrul.

Pada kunjungan ini, turut dilakukan kegiatan peninjauan olah lahan, peninjauan lokasi bengkel alsintan Food Estate dan mengecekan progres infrastruktur irigasi. 

Turut hadir Irjen Kementerian Pertahanan, Letjen TNI Ida Bagus Purwalaksana, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran dan Jajaran Eselon 1 Kementan. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.