Dark/Light Mode

Sosok Yudian Wahyudi Acuan Dalam Mengawal NKRI

Selasa, 13 April 2021 18:19 WIB
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. (Foto: ist)
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, panen pujian sebagai sosok Agamis sekaligus Pancasilais. Karakter pemikiran seperti sang profesor bisa jadi referensi menjaga keutuhan NKRI. 

Hal tersebut mengemuka dalam Bedah Buku 'Toleransi dan Moderasi Dalam Bingkai Pancasila: Mengenal Lebih Dekat Sosok dan Pemikiran Kepala BPIP' yang diselenggarakan hasil kerjasama BPIP dengan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Senin (12/4). 

Sehari-hari dekat, Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP M. Akbar Hadiprabowo menyebut pemikiran Yudian sangat konstruktif demi masyarakat agamis dan Pancasilais. Dari bedah buku tersebut bisa dilihat, perkembangan ilmu keislaman senantiasa selaras dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga : Siapa Kuasai Perang Digital, Dia Menang Di 2024

Lain lagi dengan Saidurrahman. Rektor UIN Sumatera Utara (periode 2016-2020) ini lantang menyebut Yudian bak mujaddid. Ada lima argumen pokok pembaharu yang menempel pada pendiri Yayasan Nawasea itu. 

"Pertama, mampu menerjemahkan teks keagamaan menjadi sesuatu yang aplikatif. Kedua, mengintegrasikan sains dan agama. Beliau religius dan sekularis sekaligus. Beliau ahli syariah dan sufi sekaligus," beber Saidurrahman.

"Lalu menurut beliau, umat Islam harus mewarisi semua ilmu para Nabi. Keempat mujtahid dan mujahid sekaligus. Beliau mendirikan Tarikat Sunan Ambiya dan Majelis ayat kursi. Dan yang terakhir mengintegrasikan berpikir, berdzikir, dan beraf’al," imbuhnya panjang lebar. 

Baca juga : Bangga Piala Mesum

Senada, Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Fauzul Iman menyebut sosok Yudian tidak berada pada posisi yang hampa. 

“Dengan jabatan yang diembannya sekarang, Pancasila dikatakan beliau sebagai titik ekuilibrium dalam rangka mempertahankan aset-aset sosial agar menjadi semakin kukuh," curhat Fauzul. 

"Pada intinya Profesor Yudian ingin Indonesia damai dengan Pancasila dan konstitusi. Seperti yang dicontohkan founding fathers sebagai bentuk ijtihad dalam kemaslahatan bersama," sambungnya. 

Baca juga : Moeldoko: Jangan Bawa-bawa Presiden Dalam Persoalan Ini

Sementara itu, Direktur Pusat Studi Pendidikan Pancasila Syaiful Arif telah meneliti pemikiran Yudian selama setahun terkait hubungan agama dengan Pancasila. Hasilnya, tak bertentangan. "Menurut beliau, Pancasila bersifat ilahiah sekaligus sekuler. Ini mencerminkan hukum berpasangan dalam syariat Islam. Beliau adalah pemikir Pancasila yang dibutuhkan negeri ini," seloroh Syaiful. 

Selain mereka, hadir pula langsung Yudian Wahyudi, Rektor UIN Sunan Kalijaga Phil Al Makin, dan Dekan Fakultas Syariah Hukum UIN Sunan Kalijaga Makhrus Munajat. Sementara ratusan peserta mengikuti acara diskusi secara daring. [GO]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.