Dark/Light Mode

Pentingnya Strategi Promosi Pangan Hewani ASUH Melalui KIE

Rabu, 21 April 2021 22:27 WIB
Focus Group Discussion Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi Melibatkan Stakeholders, di Depok, Rabu (21/4)/Ist
Focus Group Discussion Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi Melibatkan Stakeholders, di Depok, Rabu (21/4)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengajak stakeholder bersinergi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, terkait dengan keamanan produk hewan serta promosi konsumsi pangan hewani.

Melalui harmonisasi peran dan kerja sama Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta/Pelaku Usaha, Asosiasi, Masyarakat/Profesi, Media dan Stakeholder terkait lainnya, diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat.                                                                                                                                                                       “Kita semua harus bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) terkait Penjaminan Pangan Asal Hewan (PAH) yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) bagi masyarakat," ujar Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementan, Syamsul Ma'arif dalam acara FGD Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) melibatkan Partisipasi Stakeholder. 

Menurutnya, berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan menyebutkan, penyelenggaraan pangan bertujuan di antaranya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu dan bergizi untuk konsumsi masyarakat.

Salah satu strategi dalam pencapaian peningkatan pemahaman masyarakat terkait produk hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) melalui Kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

“Pada FGD ini, Ditjen PKH membutuhkan dukungan stakeholder untuk mendiskusikan bentuk strategi komunikasi yang tepat dalam upaya pelaksanaan KIE masyarakat/pendidikan konsumen” ucap Syamsul.

Baca juga : KTNA: Pupuk Subsidi Program Strategis Pemerintah, Bukan Urusan Satu Kementerian

Ia pun memastikan Kementan terus mendorong pemenuhan protein hewani bagi masyarakat. Hal ini dilakukan dengan terus mengupayakan peningkatan produksi ternak serta memberikan berbagai pilihan protein hewani bagi masyarakat. 

Pasalnya, pangan asal hewan merupakan sumber protein hewani yang kaya akan asam amino esensial yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan optimal. 

Pemberian protein hewani tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal, setidaknya ada empat sumber protein hewani yang baik dikonsumsi dan mudah didapat seperti susu, telur, ikan dan daging ayam.                                                                      

Syamsul menambahkan, oleh karena itu upaya-upaya stabilisasi keseimbangan antara produksi dan konsumsi, harus didukung dengan upaya komunikasi, edukasi, informasi dan promosi kepada masyarakat melalui pemberdayaan peran serta stakeholders, khususnya di sektor peternakan.

“Apalagi pada era revolusi industri 4.0, kecepatan penyebaran informasi menjadi semakin cepat. Tentunya memberikan dampak dan tantangan yang juga semakin kompleks dalam hal pengawasan serta penjaminan keamanan dan mutu pangan segar asal hewan bagi masyarakat," papar dia.

Baca juga : Pentingnya Koordinasi Pemda Dengan Desa Cegah Yang Mudik

Selain itu, banyaknya terjadi disinformasi atau hoaks yang mudah viral di dunia maya bisa menyebabkan kepanikan masyarakat dan akan berdampak pada persaingan usaha yang tidak sehat. 

Bahkan pada tahun 2018, Kementerian Komunikasi dan Informatika pernah merilis 10 konten hoaks paling berdampak di tahun 2018 dan pada peringkat keenam diisi dengan pemberitaan hoaks terkait telur palsu.

Menurutnya, identifikasi pesan kunci dan sasaran serta media komunikasi merupakan hal yang penting untuk penyampaian informasi, terutama yang berkaitan dengan pangan asal Hewan ASUH yang dilakukan oleh Kementan, khususnya Ditjen PKH. 

Untuk itu, perlu dipastikan setiap individu masyarakat mendapatkan informasi yang benar melalui metoda komunikasi dan pesan kunci yang tepat.  

“Ke depan, diharapkan melalui bentuk strategi KIE yang terstruktur terprogram dan terintegrasi dengan melibatkan semua stakeholder semakin banyak masyarakat yang sadar dan memiliki pengetahuan yang baik tentang pangan asal hewan yang ASUH” tutur Syamsul.

Baca juga : Ini 5 Komoditas Pangan Yang Harus Diwaspadai Pemerintah

Acara Focus Group Discussion (FGD) Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi melibatkan Partisipasi Stakeholder diselenggarakan oleh Kementan pada di Hotel Savero Depok yang dihadiri oleh 30 orang peserta yang berasal dari perwakilan Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jabodetabek; Perguruan Tinggi : FKH IPB, FKM UI, SEAMEO BIOTROP; Asosiasi Pelaku Usaha : APRINDO, APPHI, ASPIDI, GAPMMI; GPPU, PINSAR, PPUN, PPN, Asosiasi Profesi/Masyarakat, PDHI, ASKESMAVETI, YOP dan YLKI. 

Pada kesempatan itu, salah satu narasumber Denny Widaya Lukman, Dosen FKH IPB dalam presentasinya menyampaikan, peningkatan pengetahuan sumber daya manusia baik di pemerintah, produsen atau stakeholder, maupun konsumen diperlukan untuk menumbuhkan pemahaman, kesadaran dan kepedulian terhadap pangan asal hewan.

Dengan begitu, diperlukan adanya komitmen dan konsistensi pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah untuk penyediaan pangan asal hewan yang ASUH. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.