Dark/Light Mode

Dorong Percepatan Penggunaan PLTS Atap

Kementerian ESDM - Kemendikbudristek Luncurkan Program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya

Jumat, 13 Agustus 2021 13:12 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam launching Program Gerilya secara virtual, Jumat (13/8). (Foto: Dok. Kementerian ESDM)
Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam launching Program Gerilya secara virtual, Jumat (13/8). (Foto: Dok. Kementerian ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, bersama Menteri Pendidikan, Kebudayanan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan sebuah terobosan program baru bernama Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) sebagai bagian dari implementasi metode pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka, pada Jumat (13/8).

Program ini ditujukan khusus kepada mahasiswa aktif jenjang sarjana (S-1) dan vokasi eksakta guna membantu mengoptimalkan penggunaaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di masyarakat dan mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) 23 persen di tahun 2025.

"Program Gerilya akan melahirkan aktivis energi bersih dari generasi muda, yang turut mempercepat pemanfaatan solar rooftop dan mendukung pencapain target bauran EBT sebesar 23 persen di tahun 2025," ujar Arifin dalam acara launching Program Gerilya secara virtual, Jumat (13/8).

Baca juga : Rayakan HUT Kemerdekaan Mendingan Secara Virtual Saja

Arifin mengungkapkan, pelaksanaan program Gerilya merupakan salah satu bagian dari proses menuju transisi energi bersih dimana potensi PLTS punya peluang besar untuk diimpelementasikan.

"Dari berbagai jenis EBT, PLTS akan lebih didorong dan mendominasi, mengingat potensinya paling besar dan harganya semakin murah," ujarnya.

Dari sisi biaya investasi, pemerintah menilai PLTS mengalami penurunan cukup signifikan dan memiliki daya saing investasi yang cukup kompetitif.

Baca juga : Dirjen PKH Kementan Komitmen Tingkatkan Pelayanan Di Tengah Pandemi

"Di Indonesia, dapat dilihat pada PLTS terapung Cirata 145 Mega Watt (MW) yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara, dengan harga jual listrik sekitar 5,8 sen dolar per kWh," jelas Arifin.

Saat ini, kapasitas terpasang solar rooftop, sambung Arifin, tercatat hanya 31 MW dari total potensi sekitar 32 Giga Watt (GW) baik di Rumah Tangga, Bisnis, Industri, Sosial maupun di Gedung Pemerintah dan BUMN.

"Kami sedang menyempurnakan regulasi solar rooftop agar lebih menarik. Makanya, kami optimis pemanfaatan solar rooftop dapat dipercepat. Untuk itu, dibutuhkan peran aktif semua pihak, tak terkecuali mahasiswa dan generasi muda," tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.