Dark/Light Mode

2030, RI Targetkan Capai Net Sink Sektor Kehutanan

Kamis, 30 September 2021 17:27 WIB
Sektor hutan jadi penggerak pemulihan ekonomi.
Sektor hutan jadi penggerak pemulihan ekonomi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengendalian perubahan iklim global dengan menargetkan net sink FOLU pada 2030, sekaligus mendorong ekonomi terus tumbuh. 

"FOLU (sektor hutan dan penggunaan lahan) menjadi tulang punggung dalam pengendalian perubahan iklim karena yang paling siap," kata Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (30/9).

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan termasuk terkait pengendalian perubahan iklim, telah terbit Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) dan peraturan pelaksanaanya.

Baca juga : KKP Kedepankan Restorative Justice Di Sektor Perikanan

Berdasarkan ketentuan itu, ada kemudahan perizinan sekaligus mendorong pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) untuk tidak hanya fokus pada pemanfaatan kayu, tapi juga pemanfaatan kawasan dan jasa lingkungan dengan skema multiusaha kehutanan.

Berdasarkan data KLHK, ada 567 unit izin usaha pemanfaatan kawasan hutan dengan luas areal pengelolaan 30,5 juta hektare.

Agus menyatakan, 567 unit izin usaha tersebut diharapkan bisa bertransformasi menjadi PBPH dan menerapkan multiusaha kehutanan untuk mendukung pencapaian target Indonesia Net Sink FOLU 2030.

Baca juga : Jaga Ketahanan Pangan, Pemerintah Perkuat Sektor Pertanian

Ketua Umum APHI, Indroyono Soesilo menyatakan multiusaha kehutanan harus dikelola berbasis pengelolaan lanskap ekosistem hutan. 

"Ini menjadi pilar penting untuk mencapai net sink FOLU, dan tantangannya adalah membumikan aksi mitigasi perubahan iklim dengan multiusaha di tingkat tapak," kata Indroyono dikutip Antara..

Menurut dia, multiusaha kehutanan harus diarahkan pada upaya riil untuk menurunkan emisi GRK, misalnya melalui silvikultur intensif, pengayaan hutan, restorasi gambut, dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga : BSI Torehkan Laba Bersih 1,48 Triliun Sepanjang Semester Pertama 2021

Indroyono juga berharap pengembangan nilai ekonomi karbon (NEK) bisa dilakukan secara efektif.[MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.