Dark/Light Mode
Harika Foundation Ikut Andil Dalam Pemulihan Gempa Turki

RM.id Rakyat Merdeka - Cuaca dingin dan hujan salju yang menyelimuti wilayah Turki saat ini menjadi ancaman baru bagi para penyintas gempa 7,4 magnitudo. Dalam kondisi seperti itu, mereka hanya tinggal di tenda sementara. Selain itu, para petugas penyelamat dan relawan pun harus berjuang melawan suhu dingin di tengah kegiatan penyelamatan korban yang masih terjebak di bawah puing-puing.
Chairman Harika Foundation, Syuhelmaidi Syukur, mengatakan, dia dan tim telah tiba di Kahramanmaras, lokasi yang terdampak gempa paling parah sejak Kamis (9/2). Sehari sebelumnya, ia terlebih dahulu berkoordinasi dengan KBRI dan mitra NGO Turki lainnya di Ankara.
“Kami berangkat dari Istanbul Kamis (9/2) sejak pukul 5 pagi waktu Turki. Suhu udara di sini minus 10 derajat, bahkan saya sudah menggunakan lima lapis pakaian, namun dinginnya masih tembus juga. Tak terbayang para penyintas gempa dengan kondisi yang seadanya, tentu sangat mengkhawatirkan,” jelas Syuhelmaidi, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (16/2).
Baca juga : Adik Plate Ikut Diperiksa Kejagung Dalam Kasus Pembangunan BTS 4G
Syuhelmaidi mengatakan, Harika Foundation hadir untuk menyalurkan bantuan perlengkapan yang dibutuhkan para penyintas dari donatur Harika Foundation di kawasan Pusat Koordinasi AFAD (Disaster and Emergency Management Authority Turkey). Pada Minggu (12/2), Harika Foundation telah mendistribusikan 120 pakaian hangat untuk mahasiswa-mahasiswi Indonesia dari beberapa daerah gempa yang diungsikan ke Wisma Indonesia, Ankara.
“Saat gempa terjadi, mereka itu nggak ada waktu lagi untuk ambil barang-barangnya. Jadi, hanya bawa badan dari TKP. Karena itu, kami suplai untuk baju-baju hangat supaya mereka lebih nyaman,” ujar Syuhelmaidi.
Selanjutnya, pada Senin (13/2), Harika Foundation juga telah mendirikan dapur umum di Kahramanmaras untuk makan siang pengungsi dan relawan. Karena gempa ini termasuk yang terbesar dalam sejarah Turki, maka Pemerintah Turki juga berharap dukungan internasional selama pemulihan yang kurang lebih akan memakan waktu tiga bulan untuk 10 provinsi yang terdampak.
Baca juga : Indonesia Peduli Gempa Turki
Sejauh ini, menurutnya, perlengkapan yang mereka butuhkan masih perlu didistribusikan secara merata. Namun, kendala pendistribusian tersebut yaitu ada beberapa jalur yang masih sulit dilalui akibat tertutup puing bangunan karena guncangan yang besar serta dinginnya cuaca yang semakin menusuk.
“Mereka masih membutuhkan beberapa perlengkapan seperti tenda, pemanas, pakaian, selimut dan yang tidak kalah penting seperti pendirian dapur umum dan makanan siap santap,” katanya.
Dilansir Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences pada Universitas Curtin di Perth, Australia, gempa di Turki bisa berkekuatan besar karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia. “Kebanyakan yang hancur itu bangunan tua, terutama apartemen. Karena itu, Pemerintah Turki sudah menetapkan aturan mendirikan bangunan dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini juga mengingat letak geografis Turki yang memang berpotensi terdampak gempa dahsyat,” ujar Syuhelmaidi.
Baca juga : Golkar Mimpi Bisa Menang Di Daerah Pemilih Terbanyak
Ia juga mengungkapkan, bangunan yang hancur lebih banyak bangunan yang umurnya sudah cukup lama. Bila ada bangunan baru yang berusia di bawah 10 tahun tapi ikut roboh akibat gempa ini, Pemerintah Turki akan mencari siapa kontraktor dan penanggung jawabnya.
Syuhelmaidi berharap, proses pemulihan pasca gempa Turki ini bisa terus dipantau masyarakat dunia, khususnya Indonesia. Karena, berkali-kali saat Indonesia terjadi bencana besar seperti tsunami Aceh hingga yang gempa di Palu dan tsunami Selat Sunda, atau gempa Cianjur, Turki selalu hadir terdepan membantu.
“Harika Foundation bertekad tetap ikut bergerak dalam pemulihan pasca gempa dan selalu ada bagi para penyintas. Kami berharap para dermawan dapat bersama-sama memberi semangat dan bantuan kepada para penyintas. Saat ini Turki membutuhkan kita semua,” tuturnya.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.