Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hari Migran Internasional

PMI Butuh Pelindungan

Selasa, 20 Desember 2022 07:50 WIB
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar. (Foto: DPR)
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar. (Foto: DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap 18 Desember diperingati Hari Migran Internasional. Menjadi pekerja migran adalah pilihan rasional bagi sebagian masyarakat Indonesia, di tengah persoalan sulitnya lapangan kerja di dalam negeri.

Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar menyatakan, pilihan menjadi pekerja migran tidak serta merta muncul begitu saja. Tapi ada banyak faktor yang mendasari munculnya keputusan masyarakat mengadu nasib di negeri orang.

“Faktor paling inti, yakni ingin mendapatkan penghasilan dan kehidupan yang lebih baik dan lebih layak untuk keluarga dan masa depannya,” ujar pria yang akrab disapa Cak Imin ini, kemarin.

Baca juga : Dibeberin Ketua Komnas HAM, Diplomasi HAM Internasional Terbelah Dua Pandangan

Dia bilang, keputusan menjadi migran tidak dapat dihindari ketika pertumbuhan angkatan kerja di dalam negeri tidak se­banding dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Terutama di daerah kantong PMI (Pekerja Migran Indonesia) di pelosok-pelosok desa.

“Karena itu, bekerja adalah hak asasi manusia, maka negara wajib hadir memberikan jaminan kesempatan kerja dan pelindungannya,” tegas Ketua Umum DPP PKB ini.

Muhaimin berkeyakinan, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mampu mengatasi masalah pekerja dengan baik dan elegan. Alasannya, 70 persen PMI di Indonesia masih didomi­nasi kaum perempuan.

Baca juga : PDRI Ngarep Universitas Level Internasional Dibangun Di IKN

“Tentu sesama perempuan jauh lebih mudah mendapatkan human touch karena sesama perempuan. Seperti layaknya seorang ibu kepada anaknya,” imbuh mantan Menaker ini.

Dia lantas mengusung se­mangat bangkit bekerja setelah lebih dari dua tahun masyarakat Indonesia bekerja keras melawan pandemi Covid-19. Semangat bangkit bekerja adalah suatu ke­niscayaan dan relevan, di mana penempatan PMI 2 tahun vakum akibat Covid-19.

“Membangkitkan semangat dan optimisme harus terus kita bangun di tengah kondisi ekonomi dunia yang abu-abu ini,” ucapnya.

Baca juga : Teken MoU Dengan Kementerian Kesehatan, PBNU Ikut Bantu Pemerintah Tangani Stunting

Karena itu, kata Muhaimin, merupakan fondasi dasar untuk berlangsungnya kehidupan ber­bangsa dan bernegara. Para PMI diharapkan mempunyai semangat optimis untuk bangkit bekerja.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.