Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ramadan Waktu Terbaik Raih Kemuliaan dengan Islam Rahmatan Lil Alamin
Rabu, 29 Maret 2023 23:31 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ramadan merupakan bulan penuh hikmah. Ramadan juga bisa menjadi momentum bagi kaum Muslimin untuk naik ke tingkatan diri yang lebih tinggi dengan menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
“Puasa adalah anugerah yang luar biasa besar dari Allah kepada manusia untuk menapaki jenjang anak tangga kemuliaan menuju derajat yang lebih tinggi, bahkan setinggi-tingginya hingga yang paling tinggi, yaitu derajat takwa kepada Allah. Oleh karena itu, setiap Mukmin yang dikaruniai kesempatan berjumpa dengan Ramadan selayaknya ia bersyukur dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mencapai ketakwaan,” ujar Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (PP Lesbumi) PBNU Gus Candra Malik, Rabu (29/3).
Pria yang bernama lengkap Hartawan Candra Malik ini menambahkan, puasa di Ramadan sejatinya lebih dari sekadar menahan lapar dan haus. Nafsu yang selalu ada pada tiap manusia juga harus dikendalikan demi sempurnanya ibadah puasa yang dilaksanakan.
Baca juga : Jelang Ramadan, Tiga Pulau Terdepan di Maluku Bisa Nikmati Listrik PLN 24 Jam
“Berpuasa adalah menahan diri dari godaan hawa nafsu yang dirangsang oleh penginderaan kita terhadap hal-hal di luar diri. Oleh sebab itu, berpuasa sebaiknya juga merupakan ikhtiar menahan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa,” imbuh Gus Candra.
Menurutnya, menunaikan ibadah puasa di Indonesia bisa dikatakan memiliki corak tersendiri. Hal ini berhubungan dengan Indonesia yang terdiri dari banyak suku, agama, dan kepercayaan. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia seharusnya sudah terbiasa dalam menghadapi perbedaan yang ada.
Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syahadah, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, ini juga berpesan bahwa umat Islam harus tetap mengedepankan cara yang santun dalam menyikapi perbedaan. Apalagi, Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
Baca juga : Ramadan, Momentum untuk Bentengi Diri dari Rasa Benci dan Intoleransi
“Perbedaan pendapat adalah rahmat. Oleh karena itu, pertama, kita harus mensyukuri perbedaan pendapat tersebut. Kedua, kita sampaikan pendapat dengan cara yang baik, tak perlu perdebatan apalagi disertai kekerasan dan pemaksaan kehendak. Ketiga, kebebasan berpendapat dilindungi oleh undang-undang sehingga selayaknya kita menghargai perbedaan pendapat itu,” tambahnya.
Gus Candra Malik mengajak umat Islam memanfaatkan Ramadan kali ini dengan sebaik-baiknya. Sangat disayangkan apabila tidak memanfaatkan Ramadan yang datang sebagai ajang peningkatan kualitas diri menjadi lebih baik lagi. Apalagi manusia tidak akan pernah mengetahui, apakah usianya dapat menjumpai Ramadan berikutnya.
“Secara pribadi, kita tidak pernah tahu apakah kita akan bertemu dengan Ramadan tahun depan. Oleh karena itu, sebaiknya kita benar-benar memanfaatkan momentum Ramadan saat ini untuk taubatan nasuha, memperbaiki diri, berikrar tidak mengulangi kesalahan dan kekhilafan yang sama, serta berharap dapat mencapai tujuan menjalankan kewajiban berpuasa di Bulan Ramadan, yaitu supaya kita bertakwa kepada Allah SWT,” tandasnya.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya