Dark/Light Mode

Perayaan Maulid Nabi Muhammad, Ajang Silaturahmi dan Inklusivitas

Rabu, 27 September 2023 13:56 WIB
Sekjen Pengurus Besar Darud Dakwah wal Irsyad Muhammad Suaib Tahir (Foto: Istimewa)
Sekjen Pengurus Besar Darud Dakwah wal Irsyad Muhammad Suaib Tahir (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hari besar yang dinantikan banyak umat Islam. Pada kesempatan ini, biasanya digelar berbagai acara dan tradisi di masjid-masjid dan beberapa rumah sebagai ajang silaturahmi dan menyampaikan kembali kisah Nabi Muhammad SAW dan suri tauladannya.

Sekjen Pengurus Besar Darud Dakwah wal Irsyad (PB DDI) Muhammad Suaib Tahir menjelaskan, nilai utama dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah mempererat silaturahmi antara satu dengan yang lain, terutama bagi saudara sesama Muslim.

“Penting bagi kita supaya memahami makna dan urgensi silaturahmi itu. Kalau silaturahmi antara kita sudah tidak ada, itu akan menimbulkan hal-hal yang negatif seperti individualisme. Kita jadi tidak mau lagi mengetahui apa yang dialami teman kita, saudara kita, ataupun tetangga kita,” ujar Suaib, di Jakarta, Rabu (27/9).

Ia menerangkan, jika rasa silaturahmi kuat dalam diri seseorang, bukan saja berdampak baik pada orang itu sendiri, tapi juga kepada orang lain di sekitarnya. Termasuk mereka yang tidak seiman.

Baca juga : Luhut Ajak Pengusaha Investasi Migas Di RI

“Misalnya saya suka bersilaturahmi ke teman-teman. Tentu rasa sayang atau hormat saya itu juga lahir bukan saja kepada orang yang seiman, tapi juga pada sesama umat manusia. Dengan kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, kita diingatkan bahwa salah satu hal yang paling penting adalah mempererat silaturahmi antara kita dengan manusia lainnya,” terang Suaib.

Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta ini mengulas tentang beberapa kalangan yang menganggap perayaan maulid itu adalah bid’ah. Argumen dari kalangan yang berpikir demikian biasanya bersumber dari riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya tidak pernah melakukan perayaan maulid. Ia menjelaskan, sesuatu yang baik itu bisa dilakukan walaupun tidak dicontohkan secara spesifik dalam agama.

“Salah satu contohnya adalah ketika kita mencium tangan orang tua, apakah itu sesuatu yang baik atau tidak? Kita kan hanya diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, tapi kita tidak diperintahkan untuk duduk bersimpuh di depan mereka dan mencium tangannya, bahkan ada yang sampai mencium kaki orang tuanya,” tambahnya.

Menurutnya, perbuatan itu adalah hal baik, dan disepakati semua orang. Begitu juga halnya dengan perayaan Maulid Nabi, bahwa itu merupakan sebuah penghormatan besar kepada Rasulullah SAW. Dengan merayakannya, artinya kita menghormati, gembira, senang, bahkan berbahagia karena tiba waktu hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Baca juga : Ngobeng Lauk Dari Ganjar Sejati Jadi Ajang Silaturahmi Warga Tasikmalaya

Ia menambahkan, salah satu bentuk penghormatan dan kecintaan terhadap Rasulullah SAW biasanya diisi dengan bercerita tentang kisah dan suri tauladan Nabi Muhammad SAW. Bagaimana Rasulullah SAW bersikap terhadap orang lain, baik sesama keluarganya, orang lain, tetangganya, dan juga kepada non-Muslim.

Menurut peraih gelar doktoral dari Universitas Islam Omdurman Sudan ini, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di negara-negara Arab dan Afrika Utara. Perayaan ini lazim diadakan dan banyak orang sangat menanti-nanti. Di banyak negara, bahkan perayaan ini dilakukan dengan mengadakan bazar atau pasar festival yang menjual banyak kue dan camilan lokal yang hanya bisa ditemukan di hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tentunya, lanjut Suaib, perayaan ini tidak dimaksudkan untuk menghambur-hamburkan uang ataupun berfoya-foya. Justru ada nilai baik, ketika pada peringatan maulid ini umat Islam bisa bersilaturahmi antara sesama. 

“Misalnya saja kita yang tinggal di kampung bisa berjumpa kembali dengan tetangga yang lama tidak berjumpa, tetapi karena sama-sama menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW, kita jadi bisa bertemu dengan tetangga kita,” tutur Suaib.

Baca juga : Pesan Mendalam Jokowi Saat Membuka KTT Asia Timur Di Jakarta

Untuk itu, ia berpesan agar semua bisa mengambil hikmah dari perayaan maulid. Seperti halnya merayakan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tahunnya untuk menunjukkan kecintaan kita terhadap Tanah Air, Maulid Nabi Muhammad SAW juga dirayakan untuk menunjukkan kecintaan umat kepada Rasulullah SAW.

“Dalam merayakan maulid, kita bersyukur bahwa Nabi Muhammad SAW telah diutus untuk memberikan kita petunjuk kepada jalan serta sifat yang baik dan buruk. Semua ajaran Nabi Muhammad SAW adalah tuntunan yang baik dan patut kita ikuti. Prinsipnya, peringatan Maulid Rasulullah SAW yang kita lakukan setiap tahunnya merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW,” pungkas Suaib.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.