Dark/Light Mode

Dakwah Hidup Produktif di Era Digital

Rabu, 11 Oktober 2023 13:52 WIB
Ilustrasi penceramah saat dakwah digital (Foto: Istimewa)
Ilustrasi penceramah saat dakwah digital (Foto: Istimewa)

Berdasarkan hasil analisis dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), transaksi judi online di Indonesia mencapai Rp 200 triliun. Ribuan rekening untuk transaksi haram tersebut telah diblokir. Namun, ada saja cara mereka para penyelengggara operator atau bandar yang berada di luar negeri menghindar pemblokiran tersebut. 

Kecanggihan teknologi di bidang informasi seakan-akan menjadikan mereka seperti belut yang licin sehingga sulit untuk diblokir dan dicegah. Ada saja cara baru untuk lolos dari pencegahan dan penangkapan.

Sayangnya, konsumen dan keterlibatan banyak pihak pada bisnis haram ini melibatkan banyak anak muda dan usia produktif. Mulai dari coba-coba sampai pada ketagihan untuk melakukannya secara berulang tanpa disadari mereka sudah terjebak pada antara penasaran dan nafsu ingin menang dapat terwujud.

Apabila kita lihat fenomena ini, sesungguhnya masyarakat sekarang sedang terpapar oleh dampak negatif kemajuan teknologi informasi. Ibarat sebilah pisau memiliki dua sisi ketajaman, satu sisi berguna untuk percepatan, efisien dan lain-lain dalam memberikan manfaat lebih besar. Satu sisi mata pisau lainnya akan mengiris-ngiris budaya, norma dan moral dan nilai-nilai agama hingga menjadi partikel-partikel kecil dan bisa jadi apabila tidak dicegah, seiring waktu nilai-nilai itu punah terbawa oleh angin waktu. Sudah barang tentu hal ini jangan sampai terjadi

Baca juga : Jualan Di TikTok, Produk UMKM Ini Makin Dikenal

Peran literasi agama untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan nilai-nilai agama secara inklusif sejak dini kepada anak-anak dan remaja sudah harus menjadi kebutuhan semua anak bangsa. Jika tidak ingin 5 atau 10 tahun ke depan generasi kita menjadi rusak mentalnya dan bersikap apatis dalam berkarya.

Menjadi manusia produktif dan realistis dengan keadaan lalu membuang jauh-jauh terhadap konsep mengeluarkan effort seminim mungkin untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Karena konsep di atas akan mendorong orang menjadi pemimpi namun tidak ada daya upaya untuk berjuang mewujudkan mimpinya. Maka sikap ini juga menjadikan orang bersikap malas dan mengambil jalan pintas untuk segera menjadi kaya dengan menggunakan cara minim upaya atau minim kerja. Pemikiran di atas juga akan memunculkan tindakan-tindakan tercela atau dilarang oleh agama seperti dengan berjudi.

Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Karena sesuai hadist, sebaik-baik manusia’ adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Baca juga : Sah, AHY Resmi Dukung Prabowo Jadi Presiden Di Pemilu 2024

Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab Nomor 129, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath Nomor 5787). 

Islam mengajarkan pula kepada manusia Muslim agar senantiasa berlaku produktif. Sebagaimana dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi SAW bersabda:

أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih). 

Hadist ini mengandung pengertian secara dua sisi, yakni sisi pertama dilihat dari pekerja dan sisi kedua dilihat dari pemberi kerja (tuan). Apabila dilihat dari sudut pandang pemberi kerja, maka dapat bermakna bahwa pemberi kerja tidak diperbolehkan menunda-menunda hak yang harus diterima pekerja berupa gaji setiap bulannya sesuai kesepakatan kontrak kerja. Adapun dari sudut pandang sebagai pekerja adalah bahwa seorang Muslim diwajibkan untuk bekerja (mengeluarkan keringat terlebih dahulu), menghasilkan karya guna mendapatkan manfaat ekonomi berupa gaji dan manfaat lainnya yang diterima  diantara kedua belah pihak.

Baca juga : Rakor 2023 Perkuat Literasi Keluarga Berbasis Digital

Peran penting dari para pemuka agama, seperti ulama dan ustaz serta pendeta ditambah para pendidik guru dan dosen di dunia pendidikan agar berdakwah menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai produktif dalam arti luas dan menjauhi sikap pemimpi dengan tanpa adanya upaya atau kerja. Menanam sikap lainnya seperti tdak mudah terbuai dengan tipu daya keasyikan dunia maya dan mampu mengontrol diri dalam mengatur kebutuhan aplikasi untuk digunakan pada hal-hal yang memberikan manfaat positif baik untuk diiri sendiri maupun untuk orang lain. 

Jadikan gadget sebagai media berbuat kebaikan dan bukan sebaliknya menjadi candu yang dapat merugikan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Aamiin Ya Robbal Alamin


D Nuryadin
D Nuryadin
Komisioner BAZNAS Tangerang Selatan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.