Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Trik Jemaah Lansia Supaya Tak Nyasar: Pepohonan di Jalur Hotel-Nabawi Dililit Tali
Jumat, 9 Mei 2025 08:59 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Para jemaah haji lanjut usia (lansia) menunjukkan semangat yang tinggi dalam menjalankan ibadah di Tanah Suci. Meski usianya sudah senja, energi tetap menyala. Mereka rajin dan betah berlama-lama di Masjid Nabawi. Sebagian lagi juga sangat mandiri, tidak mau merepotkan orang lain. Tapi, ada juga hal unik yang dilakukannya. Misalnya, ada jemaah lansia yang melilitkan tali di pepohonan sepanjang jalur dari hotel menuju Masjid Nabawi. Tali-tali itu jadi penanda, agar jemaah lansia tidak nyasar, saat kembali dari beribadah menuju hotelnya.
Hingga Kamis (8/5/2025) pukul 16.10 waktu Arab Saudi, jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Madinah sebanyak 47.418 jemaah. Dari jumlah itu, 10.170 jemaah atau 23,32 adalah lansia.
Kamis (8/5/2025), pukul 10 pagi, banyak jemaah lansia memasuki Masjid Nabawi. Mereka memilih datang lebih awal agar bisa Salat Zuhur berjemaah di area dalam masjid.
Salah satu jemaah lansia yang sudah tiba di Masjid adalah Abah Kahman (75 tahun), asal Rancaekek, Kabupaten Bandung. Dia tampak khusyuk melaksanakan salat sunnah. “Tadi saya Salat Dhuha," ujarnya, saat disapa Rakyat Merdeka.
Usai Salat Dhuha, Abah Kahman berzikir khusus. Matanya terpejam, mulutnya mengucapkan istighfar. Jarinya memutar tasbih kayu berkelir putih. Di depannya terdapat meja kecil dan Mushaf Al-Qu’ran.
Abah Kahman bercerita, sejak sampai di Madinah pada Jumat (2/5/2025), dia sudah membaca Al-Quran sampai 21 juz. "Target saya khatam satu kali di Madinah,” ucap bapak dari enam anak ini.
Untuk memudahkan mencapai target, dia juga membawa Al-Quran versi per juz dari Indonesia. “Al-Quran ini dikasih tetangga saya di kampung," imbuhnya.
Baca juga : BUMN Mulai Setor Dividen, Danantara Gaspol
Abah Kahman senang berlama-lama di Masjid Nabawi. Dia mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di masjid ketimbang di hotel. "Dari Dhuha, Zuhur, Ashar, Maghrib sampai Isya," tutur kakek 20 cucu dan dua cicit ini.
Abah Kahman tidak hafal jalan dari hotel menuju Masjid Nabawi dan sebaliknya. Namun, hal itu tidak mengurangi semangatnya. Dia punya trik agar tidak kesasar. Yaitu mengikatkan seutas tali ukuran 10 sentimeter di pohon-pohon dari hotel menuju masjid.
"Biar nggak nyasar pas pulang ke hotel. Supaya ada cirian," ujar kakek yang mendaftar haji sejak 2013 ini.
Dalam ibadah haji ini, dia berharap bisa menjalankan seluruh rangkaian haji hingga selesai di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Tak lupa dia juga ingin mendoakan semua anak, menantu, cucu, dan cicitnya. "Supaya sehat semuanya. Terutama buah salah satu anak Abah yang lagi sakit," lirihnya.
Semangat yang sama ditunjukkan Nenek Muzna (82 tahun) jemaah lansia asal Nusa Tenggara Barat (NTB). Nenek ini datang ke Masjid Nabawi sejak pukul 2 pagi bersama rombongannya. Namun, saat rombongannya kembali ke hotel, Nenek Muzna tetap menikmati ibadah di Nabawi.
Ketua Kloternya lalu datang membantu Nenek Muzna pulang ke hotel. Nenek Muzna lalu beranjak. Wajahnya penuh senyum. Dia lalu ikut dengan Ketua Kloter kembali ke hotel. Meski usia Nenek Muzna sudah renta, jalannya cukup cepat. Selama jalan menuju hotel, tangannya terus dipegang Ketua Kloter. "Semoga Allah kasih saya sehat, selamat dan meraih haji mabrur," ujar nenek Muzna.
Wajah semangat juga terlihat pada Kakek Kamarudin (90 tahun), jemaah lansia asal Balikpapan. Di wajahnya memang sudah banyak kerutan, namun Kakek Kamarudin tampak gagah. Dengan memakai batik seragam haji, celana panjang, peci hitam, dan menggendong tas rajut, dia melangkah ke pintu masuk 22 Masjid Nabawi untuk melaksanakan Salat Dhuha dan dilanjutkan Salat Zuhur.
Kakek Kamarudin menyatakan, berhaji adalah keinginannya yang sudah lama. Dia mendaftar sejak tahun 2012. Untuk pelunasan Kakek Kamarudin masih aktif berkebun. "Saya masih berkebun kelapa," ungkapnya.
Semangat para jemaah haji lansia juga terlihat sejak mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Seperti yang ditunjukkan Nenek Pungut Patin Inang (80 tahun). Nenek Pungut keluar dari Terminal Haji Bandara Madinah, Rabu (7/5/2025). Dia berjalan dengan semangat menuju paviliun atau ruang tunggu jemaah sebelum baik ke bus.
Meskipun badannya sudah bungkuk, Nenek Pungut menolak tawaran naik golf car menuju paviliun. "Saya masih kuat jalan," jawabnya, sambil tersenyum.
Jemaah haji asal Palembang ini berjalan bersama jemaah lain menuju paviliun. Jalannya cepat dan penuh senyum semringah di wajahnya.
Nenek Pungut bercerita, telah mendaftar haji sejak 2012. Dia mendaftar sendiri, karena sang suami sudah meninggal lebih dahulu. "Sudah 13 tahun lalu daftarnya," tambahnya.
Nenek yang memiliki delapan cucu ini mengaku melunasi haji dengan beberapa kali bayar. "Saya pertama bayar Rp 25 juta, selanjutnya Rp 10 juta sebanyak tiga kali," tuturnya.
Sumber pendapatannya bekerja sebagai pengasuh. Pekerjaan itu dilakukannya di Palembang, Sumatera Selatan. "Saya momong anak, dari anak itu kecil sampai sekarang sudah menjadi dokter," ungkapnya.
Baca juga : Mustolih Siradj: Sistem Pembiayaan Haji Harus Direformasi Dulu
Dia bertekad akan memanjatkan banyak doa saat berada di Makkah dan Madinah. Nenek Pungut berharap agar diberikan kesehatan, panjang umur, dijauhi dari bala. "Doain anak, cucu, mantu, keponakan dan semoga Allah ampuni dosa-dosa saya," pungkasnya.
Dengan proporsi jemaah lansia yang cukup besar, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah memperkuat sistem layanan dengan pendekatan ramah lansia dan inklusif. Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Hanafi, menjelaskan, perhatian terhadap jemaah lansia, disabilitas, dan risiko tinggi menjadi prioritas sejak hari pertama kedatangan.
“Petugas haji sudah disiapkan khusus untuk menangani lansia,” jelas Muchlis.
Doktor lulusan Al-Azhar Mesir ini menekankan, pendampingan adalah kunci utama pelayanan bagi lansia. Pendekatan ini diterapkan tidak hanya dalam aktivitas ibadah di Masjid Nabawi, tetapi juga saat mobilisasi dan penginapan.
Muchlis memberikan imbauan agar jemaah lansia diminta tidak memforsir diri untuk ibadah sunnah. Jemaah, termasuk lansia, harus mempersiapkan kondisi tubuh agar tetap bugar untuk menghadapi puncak haji di Armuzna.
“Jangan sampai sekarang mereka terforsir, nanti pada saat puncaknya kesehatannya tidak baik. Ini yang kita jaga betul,” imbaunya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya