Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Protes Negara Sahabat Yang Tutup Pintu Gara-gara Omicron

WHO Dan Presiden Afsel: Lebay!

Selasa, 30 November 2021 06:30 WIB
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. (Foto: AP Photo/Mike Hutchings).
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. (Foto: AP Photo/Mike Hutchings).

RM.id  Rakyat Merdeka - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menilai, beberapa negara sahabat menutup pintu untuk penerbangan dari sejumlah negara Afrika terbilang berlebihan alias lebay.

Presiden Ramaphosa kecewa dan marah pada keputusan sejumlah negara di dunia, karena menutup pintu terhadap penerbangan dari Afrika Selatan (Afsel) dan negara tetangganya. Ia menilai, Afsel jadi korban diskriminasi dan perlakukan tak adil.

Menurutnya, langkah negara-negara itu berlebihan dan tidak memiliki dasar ilmiah. Dia pun menyerukan kepada negara-negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan ke Afsel dan negara-negara di Afrika lainnya untuk segera mencabut larangan tersebut.

“Sebelum kerusakan lebih lanjut terjadi pada ekonomi kami dan mata pencaharian rakyat kami. Tidak ada pembenaran ilmiah apapun untuk mempertahankan pembatasan ini,” tegas Ramaphosa, dilansir APNews.

Baca juga : Budi Muliawan: Guru Pencetak Generasi Dan Peradaban

Sebelumnya, satu per satu negara kembali membatasi jumlah pendatang dari negara-negara Afrika. Biangnya, karena virus Corona varian Omicron terdeteksi awal November lalu. Varian Covid-19 baru yang ditemukan di Afrika Selatan tersebut dianggap lebih berbahaya dibanding varian Delta.

Inggris, Amerika Serikat (AS), dan sejumlah negara Uni Eropa telah memberlakukan larangan masuk bagi negara-negara Afrika Selatan ini. Termasuk Indonesia.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut aturan tersebut berlebihan. Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti bahkan mendorong negara-negara di dunia untuk tidak memberlakukan larangan perjalanan bagi warga Afrika, meski di tengah kekhawatiran penyebaran Covid-19 varian Omicron.

WHOmendesak negara-negara mematuhi penjelasan sains, seperti mematuhi protokol kesehatan, daripada memberlakukan larangan terbang. “Dengan terdeteksinya varian Omicron, memberlakukan larangan perjalanan yang menargetkan Afrika telah menyerang solidaritas global,” sebut Moeti dalam pernyataannya, Minggu (28/11).

Baca juga : Awali Kegiatan Di Kalsel, Sahabat Ganjar Minta Izin Dan Restu Ke Para Habib dan Kyai

Pembatasan perjalanan, imbuhnya, mungkin memainkan peran dalam sedikit upaya mengurangi penyebaran Covid-19. Tapi malah memberi beban berat pada kehidupan dan mata pencaharian rakyat.

Moeti menekankan, pembatasan tidak boleh bersifat invasif atau mengganggu. “Pembatasan harus berbasis ilmiah, menurut Regulasi Kesehatan Internasional, yang merupakan instrumen hukum internasional yang mengikat secara hukum, yang diakui lebih dari 190 negara,” jelasnya.

Keputusan sejumlah negara menutup perbatasan ini berlangsung, meskipun para ilmuwan memperingatkan, bahwa masih belum jelas apakah varian baru ini lebih mengkhawatirkan dibandingkan varian-varian Covid-19 lainnya.

Indonesia juga turut melarang perjalanan dari dan menuju 11 negara di Afrika dan Hong Kong. Adapun 11 negara tersebut yaitu Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia dan Hong Kong.

Baca juga : Protes Komisi IV Dapat Dipahami, Tapi Minta Mentan Direshuffle Berlebihan

Keputusan itu diambil dalam rapat Pemerintah, terkait penanganan Covid dan penyebaran varian Omicron. “Kebijakan ini akan segera diberlakukan dalam waktu 1x24 jam,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers, Senin (29/11). [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.