Dark/Light Mode

Pesawat Tempur Sudah Siaga

China Vs Taiwan Mendidih

Jumat, 7 Januari 2022 06:30 WIB
Jet tempur 12 F-16V mempertunjukkan “jalan gajah” dalam latihan militer tahunan di Chiayi, Taiwan, 5 Januari 2022.
Jet tempur 12 F-16V mempertunjukkan “jalan gajah” dalam latihan militer tahunan di Chiayi, Taiwan, 5 Januari 2022.

RM.id  Rakyat Merdeka - Ucapan dan semangat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menjaga kedaulatan negaranya dari China, bukan omong kosong. Untuk mempersiapkan armada militer, Tsai mengerahkan semua pesawat tempur yang dimiliki Angkatan Udara (AU) Taiwan dalam latihan militer intensif, Rabu (5/1).

Sesuai instruksi Presiden Tsai, AU Taiwan mengerahkan jet-jet tempur untuk mensimulasikan skenario perang. Dilansir media lokal dikutip Associated Press, kemarin, para pilot jet tempur F-16 berlarian ke pesawat F-16 saat alarm latihan berbunyi.

Latihan reaksi cepat ini di­lakukan selama tiga hari guna melatih kesiapsiagaan para pra­jurit dalam menghadapi serangan China yang bisa terjadi kapan saja. Latihan tersebut digelar menjelang liburan Tahun Baru Imlek akhir bulan ini.

Seorang pejabat Angkatan Udara Taiwan mengatakan, pilot dari skuadron Angkatan Udara sangat berpengalaman dan ter­biasa menangani, serta berhada­pan dengan hampir semua jenis pesawat militer China.

Baca juga : KSP: Pemangkasan Durasi Karantina Sudah Pertimbangkan Tinjauan Medis

Taiwan mengeluhkan aksi pesawat-pesawat China yang kerap memasuki Zona Wilayah Pertahanan Udara (ADIZ). Pada puncaknya, hampir 150 pesawat militer China memasuki ADIZ selama empat hari pada awal Oktober 2021. Jenis pesawatnya tidak main-main. Negeri Tirai Bambu itu menerjunkan jet tem­pur sampai pesawat pengebom nuklir.

“Tingginya frekuensi pesawat Komunis (China) memasuki ka­wasan kami membuat pilot men­jadi terlatih menangani hampir semua jenis pesawat mereka,” kata Mayor Yen Hsiang-sheng, pilot jet tempur Taiwan, seperti dikutip Reuters, kemarin.

Manuver pesawat-pesawat itu merupakan upaya China memaksa Taiwan kembali ke pangkuan mereka. China menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya.

Dalam pidato Tahun Baru, Presiden China Xi Jinping mengklaim, warga dari kedua pihak menginginkan penyatuan kembali Tanah Air sepenuhnya.

Baca juga : Perkuat Tim Jelang Putaran Kedua Liga 1, Persija Datangkan Ahmad Bustomi

Sementara, Presiden Tsai menekankan, kekuatan militer bukan pilihan untuk menyelesai­kan konflik kedua pihak.

Ancaman China telah men­dorong Taiwan terus membe­nahi alat utama sistem persen­jataannya (alutsista). Taipei telah memperbarui teknologi skuadron jet tempur F-16 ke versi yang paling canggih, yaitu F-16V.

Proyek upgrading alutsista tersebut menunjukkan komit­men kuat dari kemitraan Taiwan dan Amerika Serikat (AS).

Pembaruan teknologi pesawat tempur dengan bantuan AS itu bertujuan untuk meningkatkan pertahanan Taiwan, menyusul meningkatnya ketegangan antara Taipei dan Beijing.

Baca juga : Masyarakat Sudah Sadari Pentingnya Budaya Sensor Mandiri

AS memang tidak memi­liki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Kendati demiki­an, Negeri Paman Sam menjadi pendukung internasional utama dan pemasok senjata bagi negara pulau itu. Kedekatan hubungan AS-Taiwan itu acap kali mem­buat marah China.

Proyek ugrade F-16 Taiwan senilai 3,96 miliar dolar AS (Rp 56,3 triliun) itu dipimpin pabrikan Lockheed Martin Corp dan Aerospace Industrial Development Corp (AIDC) Tai­wan. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.