Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demi Pertahankan Basis Suara Pemerintah

Didiskriminasi, Muslim Sri Lanka Kini Dimusuhi

Selasa, 18 Januari 2022 06:30 WIB
Muslim Sri Langka. (Foto: Istimewa).
Muslim Sri Langka. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Warga Muslim yang dulu menjadi sekutu Pemerintah Sri Lanka usai perang saudara, kini dihantui diskriminasi dan kekerasan serta dijadikan musuh baru. Ini demi mempertahankan basis suara Pemerintah.

Warga Muslim adalah sekutu Pemerintah selama perang yang berjalan nyaris tiga dekade dengan pemberontak Macan Tamil. Kelompok ini menginginkan tanah yang terpisah untuk suku Tamil yang juga merupakan minoritas negara tersebut. Macan Tamil kalah pada Mei 2009.

Namun para pemimpin Muslim mengatakan, sikap sebagian besar kaum mayoritas Sinhala berubah mendiskriminasi mereka setelah perang berakhir. Sebagai informasi, warga Muslim kurang dari 10 persen jumlahnya dari total 22 juta warga yang mayoritas beragama Buddha Sinhala.

Baca juga : KSP Pastikan Pemerintah Siap Hadapi Lonjakan Omicron

Kelompok-kelompok HAM mengatakan, kerusuhan anti-Muslim mulai banyak terjadi, menargetkan rumah-rumah dan tempat bisnis. Aksi massa Sinhala itu bahkan terjadi sebelum serangan Minggu Paskah 2019. Lebih dari 260 orang tewas dalam pengeboman yang menargetkan sejumlah hotel mewah dan gereja itu.

Pengeboman Minggu Paskah 2019 itu adalah momen yang menentukan. Beberapa pekan setelah serangan, sejumlah properti milik komunitas Muslim dan masjid-masjid dirusak oleh massa Sinhala dan ujaran kebencian menjadi semakin ganas di media sosial.

Komunitas Muslim digambarkan sebagai pihak yang jahat dan ada seruan dari penganut Sinhala garis keras untuk memboikot toko-toko milik Muslim.

Baca juga : The Daddies Siap Manggung Di India

Presiden saat ini, Gotabaya Rajapaksa, yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan memimpin upaya perang melawan pemberontak Tamil. Ia berkuasa pada November 2019 dengan dukungan kuat dari nasionalis Buddha Sinhala. Salah satu kampanye utamanya adalah tentang isu keamanan nasional.

Saat kakak laki-lakinya, Mahinda Rajapaksa, memenangi pemilihan parlemen setahun kemudian, Keluarga Rajapaksa mempererat cengkraman kekuasaan mereka.

“Bagi Pemerintah, ini adalah kartu As yang terus mereka gunakan untuk mempertahankan basis suara. Mereka terus mengatakan bahwa negara terancam oleh ekstremis Islam,” kata Hilmy Ahamed, dari Dewan Muslim Sri Lanka kepada BBC.

Baca juga : Syukur, Peminat Vaksinasi Anak Semakin Meningkat

Selama pandemi, Pemerintah awalnya tidak mengizinkan jenazah korban Covid-19 dari komunitas minoritas Muslim dan Kristen dimakamkan. Beberapa mayat dikremasi secara paksa, meskipun para ahli mengatakan bahwa mayat dapat dikubur denganprotokol kesehatan yang tepat dan ketat. Padahal, kremasi jenazah dilarang dalam Islam.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.