Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Negeri Kanguru Anggap Corona Cuma Flu Biasa

Senin, 14 Maret 2022 06:25 WIB
Perdana Menteri Australia Scott Morrison. (Foto: William WEST / AFP).
Perdana Menteri Australia Scott Morrison. (Foto: William WEST / AFP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Australia akan menganggap Covid-19 sebagai flu biasa. Hal ini diungkap Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.

Menurutnya, para pemimpin politik di Negeri Kanguru itu bakal membuat kebijakan adaptasi baru dengan Covid-19. Hal ini setelah berkonsultasi dengan para pakar keseharan.

Baca juga : 3 Negara Ini Sudah Longgarkan Restriksi, Indonesia Sampai Mana?

Sehari usai bertemu kabinet nasional negara bagian dan para pemimpin federal, Morrison mengatakan, kepada wartawan pada Sabtu (12/3) pagi, mereka telah membahas pindah ke “Fase D”. Itu merupaman rencana respons pandemi nasional.

“Bandara kami buka lagi, wisatawan internasional bisa datang. Sekarang ada keringanan karantina bagi orang yang kembali. Jadi kami cukup banyak di Fase D,” jelasnya, dikutip dari Reuters, kemarin

Baca juga : Biden Tuding Putin Serang Ukraina, China Bela Rusia

Para pemimpin di negara itu, lanjut Morrison, bakal menghapus persyaratan isolasi untuk kontak dekat kasus Covid-19. “Dan akan meminta rekomendasi lebih lanjut tentang ini dari panel ahli,” ujar Morrison.

Dia menganggap, aturan isolasi membuat bisnis terganggu. “Kami yakin kami bisa di Fase D sekarang, meski ada beberapa pengecualian. Di Fase D, artinya kita hidup berdampingan dengan virus seperti flu,” kata Morrison.

Baca juga : Ketua Beringin Polman Diusung Jadi Calon Bupati

Lebih lanjut, kata dia, Australia Barat dan Wilayah Utara sudah melakukannya terlebih dulu. “Sudah satu bulan lebih lama dari negara bagian timur mencabut pembatasan Covid-19,” katanya.

Namun pejabat kesehatan di negara bagian paling padat penduduk, New South Wales khawatir, dengan lonjakan sub-varian Omicron BA.2 pekan ini. Menurut mereka, kasus harian Covid-19 pada akhir Maret bisa dua kali lipat dari saat ini, yang berjumlah sekitar 15 ribu kasus.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.