Dark/Light Mode

Dukung Reformasi, ADB Siap Perluas Operasi di Indonesia

Senin, 24 Juni 2019 12:11 WIB
Presiden Jokowi (kanan) berbincang dengan Presiden ADB Takehiko Nakao (kedua kiri) di sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu (23/6). (Foto: adb.org)
Presiden Jokowi (kanan) berbincang dengan Presiden ADB Takehiko Nakao (kedua kiri) di sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu (23/6). (Foto: adb.org)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao bertemu  Presiden Jokowi di sela-sela KTT ASEAN ke-34 untuk menegaskan dukungan ADB, dalam agenda reformasi dan rencana perluasan operasi ADB di Indonesia, Minggu (23/6).

“Agenda reformasi Indonesia amatlah esensial untuk dapat mencapai pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan, serta kesejahteraan bersama,” ujar Nakao dalam keterangan resminya.

“ADB menyambut baik fokus Presiden Jokowi terhadap pembangunan sumber daya manusia, dan infrastruktur seperti pasokan air, sanitasi, energi dan transportasi," imbuhnya.

Nakao mengingatkan, pengembangan keahlian tenaga kerja Indonesia, beserta sistem proteksi sosial yang memadai, sangat penting bagi Indonesia untuk mewujudkan ekonomi yang modern dan berorientasi pada jasa.

Baca juga : Tertinggi di Asia Tenggara, Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Menurut Nakao, manajemen fiskal dan makroekonomi Indonesia kini sudah semakin baik. Fundamental ekonomi Indonesia yanf solid, terlihat dari tingkat pertumbuhan produk domestik nasional yang kuat sebesar 5,2 persen pada 2018, tingkat inflasi yang terkendali sebesar 3,2 persen, manajemen fiskal yang hati-hati, dan cadangan devisa yang sehat. Selain itu, nilai tukar rupiah pun telah menguat dan stabil sejak 2018.

Pada kesempatan tersebut, Nakao juga menyampaikan perkembangan dukungan ADB yang komprehensif, berupa paket tanggap darurat senilai 800 juta dolar AS pasca bencana alam di Sulawesi Tengah dan Lombok pada 2018.

ADB sebelumnya telah berkomitmen memberikan bantuan secepatnya, saat Nakao bertemu Jokowi pada 12 Oktober 2018, dalam pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali.

Fase pertama dukungan tersebut, yang bernilai 500 juta dolar AS, ditujukan untuk membiayai keperluan rehabilitasi sesegera mungkin. Fase itu telah disetujui ADB pada 20 November 2018. Atau, kurang dari tujuh minggu setelah gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Baca juga : Lion Air Kasih Diskon 50 Persen Di Rute Domestik

Fase kedua sebesar 300 juta dolar AS akan dipertimbangkan oleh Dewan Direktur ADB  pada 26 Juni mendatang. Fase kedua ini akan mendukung rekonstruksi sarana irigasi, sistem pasokan air dan sanitasi, universitas, pelabuhan, dan bandara.

Pinjaman rutin ADB untuk sektor publik ke Indonesia, yang terus tumbuh pada tahun-tahun terakhir, diperkirakan mencapai 2,9 miliar dolar AS pada 2019. ADB membiayai investasi di sektor energi, pengembangan sumber daya manusia, irigasi dan pembangunan area perbatasan. Baik melalui pinjaman proyek, maupun pinjaman berbasis hasil.

ADB juga mendukung reformasi struktural untuk manajemen sektor publik, sektor finansial, sektor energi, dan iklim investasi melalui pinjaman berbasis kebijakan. Selain pinjaman sektor publik, operasi sektor swasta ADB memberikan pinjaman bagi berbagai proyek swasta di sektor strategis seperti energi panas bumi.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Pada 2018, ADB memberikan komitmen pinjaman dan hibah baru senilai 21,6 miliar dolar AS.

Baca juga : DPD RI Dukung Kerjasama Jalur Sutra dengan China

ADB yang didirikan pada 1966, beranggotakan 68 negara — 49 di antaranya berada di kawasan -. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.