Dark/Light Mode

Korsel Lantik Presiden Baru, Ada Megawati Hingga Wapres China

Selasa, 10 Mei 2022 11:43 WIB
Yoon Suk-yeol, mantan Jaksa Agung yang bergabung dengan partai politik pada 2021, saat kampanye pemilihan presiden di Busan, Korea Selatan, Selasa, 8 Maret 2022. Ia dilantik Selasa, 10 Mei 2022. (Foto AP/Yonhap)
Yoon Suk-yeol, mantan Jaksa Agung yang bergabung dengan partai politik pada 2021, saat kampanye pemilihan presiden di Busan, Korea Selatan, Selasa, 8 Maret 2022. Ia dilantik Selasa, 10 Mei 2022. (Foto AP/Yonhap)

 Sebelumnya 
Dalam pidato pelantikan, dia mengatakan bahwa jika Pyongyang benar-benar memulai proses untuk menyelesaikan denuklirisasi, Seoul siap membantu.

"Kami siap menyajikan rencana tegas dan berani untuk menawarkan bantuan meningkatkan perekonomian negara miskin itu. Sebagai gantinya, Korut harus buang senjata nuklirnya," tegas Yoon.

Baca juga : Kaos "Ganjar Presiden" Juga Dikasih Ke Pemudik

Yoon menggantikan Moon Jae-in. Dalam pidato perpisahannya, Senin (9/5), Moon mengharapkan upaya memulihkan perdamaian dan denuklirisasi di Semenanjung Korea bisa terus berlanjut.

"Perdamaian adalah syarat untuk kelangsungan hidup dan kemakmuran kita. Saya sangat berharap upaya untuk melanjutkan dialog antara Korea Selatan dan Korea Utara, membangun denuklirisasi, dan perdamaian akan terus berlanjut," kata Moon pada video yang disiarkan secara langsung dikutip Kyodo, Selasa.

Baca juga : Kuartal I, Pembiayaan Baru Adira Capai 7,2 T

Pada pidato terakhirnya itu, Moon mengklaim pemerintahnya membantu meringankan bahaya perang di Semenanjung Korea dan memunculkan perdamaian melalui diplomasi.

"Alasan mengapa kami gagal melangkah lebih jauh bukan karena kami tidak memiliki suara dan tekad untuk melakukannya. Ada penghalang yang tidak bisa kami atasi hanya dengan tekad kami. Itu adalah penghalang yang harus kita atasi," kata Moon, tanpa menjelaskan apa hambatannya.

Baca juga : Puan Kelilingi Wilayahnya Ganjar

Bagaimana publik merespons kehadiran Yoon? Dalam hasil survei dirilis Gallup Korea Minggu (8/5), menunjukkan bahwa peringkat persetujuan Yoon sebagai presiden terpilih hanya 41 persen. Sedangkan peringkat persetujuan Moon mencapai 45 persen.

Survei juga menunjukkan, kurang dari 60 persen responden memperkirakan dia akan bekerja dengan baik di masa kepresidenannya. Angka tersebut sangat rendah jika dibandingkan dengan pendahulunya yang menerima sekitar 80 hingga 90 persen suara pendukung sebelum mereka bertugas sebagai presiden.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.