Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sudahi Konflik Rusia-Ukraina

Indonesia Memang Perlu Bangun Konsensus Di G20

Sabtu, 28 Mei 2022 12:24 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Langkah Pemerintah Indonesia untuk menjaga soliditas di antara negara-negara G20 dinilai tepat. Apalagi, banyak pihak berharap G20 dapat memberikan solusi bagi persoalan yang tengah dihadapi dunia.

Sebagai pemegang Presidensi 2022, Indonesia harus meningkatkan soliditas negara-negara dalam forum tersebut supaya berkomitmen menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi, dan politik.

"Presidensi Indonesia sangat terdampak dengan konflik Russia-Ukraina. Namun isu-isu dalam G20 masih relevan untuk dibahas dan dicari solusinya secara bersama," kata Analis Politik Internasional dan Resolusi Konflik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth saat dihubungi, Sabtu (28/5).

Baca juga : Muzani Ajak Ulama Indonesia Teladani Syekh Nawawi Al-Bantani

Ia mengatakan, 20 negara dalam group tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika seluruhnya bekerja sama, akan sangat berpengaruh terhadap dunia. "Setiap negara memiliki kemampuan berbeda yang perlu kerja sama untuk saling melengkapi," jelasnya.

Meskipun G20 tidak memiliki ikatan secara hukum atau non-legally binding, lanjut dia, tetapi dapat bekerja bersama-sama dengan didasarkan pada komitmen atau konsensus bersama.

Untuk itu, Indonesia mesti mendorong lahirnya sebuah konsensus untuk G20 memulihkan dampak pandemi Covid-19 dan menyudahi konflik Rusia-Ukraina.

Baca juga : Buya Syafii Berpulang, Menag: Indonesia Kehilangan Guru Bangsa

"G20 di bawah Presidensi Indonesia perlu merancang tata kelola ekonomi global yang adil dan merata. Sehingga no one left behind dalam hal keuntungan ekonomi sesuai dengan potensi dan kemampuan ekonomi setiap negara," tandas Adriana.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa negara-negara G20 harus solid untuk menjaga stabilitas ekonomi dunia.

"Selama krisis keuangan global 2008, G20 lah yang mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang depresi," kata Menko Airlangga saat menyampaikan sambutan di Paviliun Indonesia pada perhelatan World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss.

Baca juga : Biotek Farmasi Indonesia Gandeng Peralmuni Kenalkan Produk Unggulannya

Negara-negara yang membentuk G20, lanjutnya, terdiri dari dua pertiga dari populasi dunia, 85 persen dari PDB dunia, 75 persen dari perdagangan dunia, dan 80 persen dari investasi global. "Keputusan yang dicapai di G20 akan memperbaiki banyak hal di dunia ini," tuturnya.

Airlangga juga merefleksikan pengalaman dunia dalam menghadapi pandemi Covid-19 pada dua tahun terakhir, di mana pada tahun terakhir, semua negara berada dalam keadaan sulit akibat pandemi Covid-19.

"Kabar baiknya, Indonesia menunjukkan ketahanannya dan mulai menunjukkan proses recovery dimana perekonomian Indonesia pada Triwulan I tahun ini mencatat pertumbuhan sebesar 5,1 persen yoy,” terang Airlangga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.