Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menang Voting Mosi Tak Percaya, PM Johnson Lolos Dari Lubang Jarum

Selasa, 7 Juni 2022 10:17 WIB
Menang Voting Mosi Tak Percaya, PM Johnson Lolos Dari Lubang Jarum

RM.id  Rakyat Merdeka - Bagai lolos dari lubang jarum, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson berhasil memenangkan voting mosi tak percaya dengan angka 59 persen, yang digelar di Majelis Rendah Parlemen Inggris, Senin (6/6) malam. 

Ini berarti PM Johnson bakal aman tak dikutak-katik partainya, dalam setahun ke depan.

Sebab, sesuai aturan internal partai, tidak boleh lagi ada mosi tidak percaya dalam 12 bulan ke depan.

Dalam voting yang digelar secara tertutup ini, Johnson mendapatkan 211 suara dukungan dari anggota parlemen. Sebanyak 148 lainnya, menentang. 

Hasil ini cukup membikin PM Johnson sumringah.

Baca juga : Mosi Tidak Percaya Digelar Malam Ini, Boris Johnson Di Ujung Tanduk

"Ini adalah hasil yang sangat bagus dan meyakinkan. Ini adalah kesempatan untuk melupakan semua hal yang diberitakan media," ungkap PM Johnson, seperti dikutip CNN International, Senin (6/6).

Meski kemenangan dalam hasil voting mosi tak percaya itu tidak melengserkan PM Johnson dari kursi Perdana Menteri Inggris, otoritasnya diyakini bakal melemah. Seiring maraknya desakan untuk mundur. 

BBC menyebut, kemenangan PM Johnson dalam voting ini lebih rendah dibanding dukungan yang diterima mantan PM Theresa May, dalam mosi tidak percaya pada 2018. Kala itu, May meraup 63 persen dukungan suara. Namun, enam bulan setelahnya, dia memutuskan mundur. 

Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer mengatakan, Partai Konservatif yang kini terpecah-pecah, terus berusaha mendukung pemerintahan PM Johnson, setelah dia selamat dari mosi tidak percaya.

Sedangkan Partai Demokrat Liberal Ed Davey menilai, reputasi PM Johnson kini benar-benar babak belur. Otoritasnya melemah. Sekalipun dia masih memegang tampuk kekuasaan.

Baca juga : Mendag Lutfi: Perdagangan Komoditas Dunia Perlu Ditata Ulang

Namun, Downing Street punya pandangan lain. Dia berpendapat, hasil ini memperbarui mandat Perdana Menteri. Pemerintah justru menjadi lebih fokus pada apa yang menjadi concern para pemilih. 

Johnson, yang menjadi perdana menteri pada 2019, diberitahu bahwa dia akan menghadapi mosi tidak percaya untuk kepemimpinannya, di tengah acara Queen's Platinum Jubilee, Minggu (5/6).

Mosi tidak percaya ini diluncurkan, setelah spekulasi tentang kepemimpinan PM Johnson selama berminggu-minggu. Sebanyak 15 persen anggota Partai Konservatif, mengajukan rencana voting mosi tidak percaya kepada Graham Brady, Ketua Komite 1922.

Dalam tubuh Partai Konservatif, Komite 1922 ini memiliki pengaruh yang luar biasa. Komite ini berhak memilih pemimpin baru, berdasarkan hasil voting.

Mayoritas anggota parlemen Tory mengkritisi kepemimpinan Johnson, terutama sejak skandal partygate, pesta yang digelar di Downing Street, di tengah aturan lockdown akibat Covid yang diterapkan Inggris.

Baca juga : Mentan SYL Koordinasi Pengendalian Dan Pencegahan PMK Di Lampung

Johnson didenda oleh polisi karena hadir dalam pesta, yang dihelat pada Juni 2020.

Denda itu membuat Johnson menjadi perdana menteri pertama Inggris, yang dikenai sanksi karena melanggar hukum.

Beberapa anggota parlemen Tory juga telah menyatakan ketidaksetujuan atas kenaikan pajak, tanggapan pemerintah terhadap kenaikan biaya hidup, dan arah kebijakannya. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.