Dark/Light Mode

Eks PM Rusia: Perang Bakal 2 Tahun, Putin Ada Target Lain

Senin, 13 Juni 2022 22:22 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Perdana Menteri Mikhail Kasyanov ketika masih satu tim, 29 Agustus 2001. (Foto Kremlin)
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Perdana Menteri Mikhail Kasyanov ketika masih satu tim, 29 Agustus 2001. (Foto Kremlin)

 Sebelumnya 
Kasyanov menjelaskan, Putin yang akan berusia 70 tahun Oktober nanti merupakan mantan agen komite keamanan negara (KGB). Putin telah berhasil membangun sistem berdasarkan kekebalan hukum dan ketakutan selama 20 tahun terakhir.

"Ini adalah pencapaian dari sebuah sistem yang, dengan dorongan dari Putin sebagai kepala negara, telah mulai beroperasi bahkan dengan cara yang lebih sinis, kejam daripada di tahap akhir Uni Soviet," tutur Kasyanov.

"Pada dasarnya, ini adalah sistem KGB yang benar-benar didasarkan pada pelanggaran hukum. Jelas bahwa mereka tidak mengharapkan hukuman apa pun," kata Kasyanov melanjutkan.

Kasyanov, memperkirakan perang di Ukraina dapat berlangsung hingga dua tahun tetapi yakin Rusia dapat kembali ke jalur demokrasi.

Baca juga : Wayan Sudirta: Pendidikan Kader Bekal Pengabdian Kepada Rakyat

Dia mengatakan, sangat penting jika Ukraina menang. "Jika Ukraina jatuh, negara-negara Baltik akan menjadi yang berikutnya," katanya.

Hasil perang juga akan menentukan masa depan Rusia, katanya. Kasyanov mengatakan dengan tegas bahwa ia tidak setuju dengan saran Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Putin tidak boleh dipermalukan. Dia juga menolak seruan agar Ukraina menyerahkan wilayah untuk mengakhiri perang.

"Apa yang telah dilakukan Putin hingga pantas menerima ini?" dia berkata.

"Ini adalah posisi yang terlalu pragmatis. Saya percaya ini salah dan berharap Barat tidak akan menempuh jalan itu," imbuhnya.

Baca juga : OJK Diminta Periksa Bank Penyalur Kredit Tanpa Agunan Buat Perusahaan Batu Bara

Kasyanov yakin, Putin pada akhirnya akan digantikan "pengganti semu" yang dikendalikan oleh dinas keamanan. Akhirnya Rusia akan menggelar pemilihan umum yang bebas dan adil.

"Saya yakin Rusia akan kembali ke jalan membangun negara demokratis," katanya.

Ucapannya sungguh berani. Pasalnya Kasyanov sudah meninggalkan Rusia. Ia tinggal di Eropa,  tetapi menolak untuk mengungkapkan lokasinya karena khawatir akan keselamatannya.

Sekutu dekatnya dan sesama politisi oposisi, Boris Nemtsov ditembak mati di dekat Kremlin pada 2015. Kritikus paling terkenal Putin, Alexei Navalny (46), diracun pada 2020 dan sekarang di penjara.***

Baca juga : Ini 3 Bomber Brasil Yang Bakal Bikin Madura United Kinclong

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.