Dark/Light Mode

Jangan Sampai Dianggap Legitimasi Untuk Putin

Jokowi Mau Ke Rusia Dan Ukraina, Bos FPCI Dino Patti Djalal Titip 9 Pesan Penting

Minggu, 26 Juni 2022 12:19 WIB
Founder dan Ketua FPCI Dino Patti Djalal (Foto: YouTube)
Founder dan Ketua FPCI Dino Patti Djalal (Foto: YouTube)

 Sebelumnya 
5. Indonesia dapat mencoba menjembatani pertemuan Putin dan Zelensky secara langsung. Terlebih, sejak konflik berlangsung, Putin dan Zelensky belum pernah saling bicara atau bertemu. Padahal, Zelensky sudah menyatakan siap bertemu Putin dalam suatu pertemuan tanpa syarat.

"Jadi, kalau Presiden Jokowi bisa mendapatkan komitmen dari kedua presiden, ini adalah suatu terobosan yang luar biasa," tutur Dino.

6. Jokowi dapat mendorong suatu skema yang disetujui oleh Putin dan Zelensky, untuk menangani pengungsi Ukraina, yang jumlahnya kini sudah melebihi 15 juta orang. Baik di dalam, atau luar Ukraina.

7. Jokowi dapat membantu mengupayakan suatu skema kebijakan pangan dan energi, yang dapat membuat ekonomi global tidak semakin memburuk.

Baca juga : Kunjungan Jokowi Ke Rusia Dan Ukraina, Ekonom: Baik Buat Ekonomi Indonesia

8. Sewaktu bertemu Zelensky, Jokowi dapat menjanjikan bahwa RI akan memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat dan pengungsi Ukraina.

9. Dalam pertemuan dengan Putin, Jokowi jangan sampai meninggalkan berbagai hal yang dapat disalahartikan, bahwa Indonesia memberikan legitimasi terhadap invasi Rusia di Ukraina.

Dino menilai, akan lebih baik situasinya, bila Jokowi bisa mendapatkan penegasan dari Putin, bahwa serangan militer Rusia terhadap Ukraina, tidak dimaksudkan untuk menaklukkan Ukraina. Apalagi, mencaplok. Penting juga mendapat jaminan dari Putin, bahwa invasi tersebut akan berakhir dalam waktu dekat.

"Kalau ada penegasan secara prinsipil terkait hal tersebut, ini akan sangat membantu penanganan konflik ke depan, dan mendapat apresiasi dari masyarakat internasional," tandasnya.

Baca juga : Dianggap Panutan Masyarakat Sunda, Brigjen (Purn) Budi Setiawan Terima Penghargaan

Tak kalah penting, Jokowi juga perlu menyampaikan secara gamblang bahwa aksi militer Rusia di Ukraina telah banyak menimbulkan kerugian terhadap ekonomi global. Termasuk, Indonesia. Perang Rusia-Ukraina telah berdampak banyak bagi kondisi pangan dan ekonomi dalam negeri. 

Koordinasi

Sebelum berangkat, Dino menyarankan Jokowi untuk berkoordinasi dengan Sekjen PBB Antonio Gutteres dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mengingat selama ini mereka sangat aktif mencoba untuk menjembatani atau mencari solusi dalam konflik Rusia-Ukraina.

"Ini penting, agar Jokowi bisa punya pandangan, mana hal-hal yang sudah dirintis oleh Sekjen PBB atau Erdogan, dan mana yang masih buntu. Mana yang masih bisa digarap untuk menjadi celah atau peluang bagi Indonesia, untuk membantu proses perdamaian ini," ujarnya.

Baca juga : Dorong Solusi Damai Untuk Rusia-Ukraina, Jokowi Rangkul Pemimpin Dunia

Tak cuma itu. Dino juga menganjurkan pembantu Presiden, terutama Kementerian Luar Negeri agar memberikan talking point yang lebih tajam. 

Selama ini, menurutnya, butir wicara yang diangkat ke Presiden cenderung sangat abstrak, umum, dan kadang filosofis. Misalnya, perang itu menyengsarakan atau kedaulatan itu perlu dihormati.

Dino mengingatkan, sebagai juru damai, Indonesia perlu menggunakan bahasa yang praktis. Bahasa lapangan yang mencerminkan situasi di medan perang yang sangat kompleks.

"Kita tahu, kalau di dalam negeri, Presiden Jokowi selalu bicara lugas, praktis, tegas, jelas dan blak-blakan. Dalam konteks Ukraina, di luar negeri, Presiden Jokowi juga perlu berbicara seperti itu," pesannya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.