Dark/Light Mode

Rusia Tuding Barat Sebagai Pemicu Krisis Pangan Global

Di Depan Putin, Jokowi Minta Perang Segera Diakhiri

Kamis, 30 Juni 2022 23:41 WIB
Presiden Jokowi (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers bersama di Istana Kremlin, Moskow, Kamis (30/6). (Foto: Reuters via BBC)
Presiden Jokowi (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers bersama di Istana Kremlin, Moskow, Kamis (30/6). (Foto: Reuters via BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi telah menuntaskan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky, Kiev pada Rabu (29/6), dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin Moskow pada hari ini, Kamis (30/6). Sebagai bagian dari misi perdamaian, untuk menyudahi konflik kedua negara, yang berperang sejak 24 Februari.

Dalam pertemuan penting tersebut, Jokowi senantiasa menegaskan sikap Indonesia, yang menginginkan perang tersebut segera berakhir.

Baca juga : Basuki Temui Perwakilan Jepang Bahas Krisis Pangan, Energi Dan Banjir

"Meski situasi eksternal masih sulit, penting bagi kita untuk bergerak menuju penyelesaian dan dialog terbuka. Saya menyerukan kepada semua pemimpin dunia, untuk menghidupkan kembali semangat kerja sama," kata Jokowi, dalam konferensi pers bersama Putin di Moskow, Kamis (30/6), seperti dilansir AFP.

Sementara itu, Putin yang menilai pembicaraan dengan Jokowi bermuatan produktif mengatakan, kesepakatan hari ini akan semakin memperkuat kemitraan Rusia-Indonesia.

Baca juga : Hari Ini Ketemu Zelensky, Jokowi Minta Perang Dengan Rusia Dihentikan

Soal krisis pangan global, Putin menyalahkan negara-negara Barat sebagai biang kerok.

"Kami telah berulang kali menekankan, ketidakseimbangan pasar pangan adalah konsekuensi langsung dari kebijakan ekonomi sejumlah negara yang tidak bertanggung jawab, selama bertahun-tahun. Itu belum termasuk emisi yang tidak terkendali dan akumulasi utang tanpa jaminan. Situasinya telah memburuk sejak awal pandemi Corona," bebernya.

Baca juga : Filosofi Dan Strategi Fathu Makkah

Namun, lanjut Putin, negara-negara Barat tidak mau mengakui kesalahan arah ekonomi mereka. Akibatnya, stabilitas produksi pertanian global semakin terganggu.

"Ditambah lagi, negara-negara Barat menerapkan pembatasan pasokan terhadap pupuk Rusia dan Belarusia. Sanksi itulah yang menyulitkan ekspor pangan. Bukan karena invasi Rusia atau blokade pelabuhan Laut Hitam," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.