Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Strategi Zero Covid-19 Makan Korban

Duh, Akibat Lockdown Warga China Kelaparan

Jumat, 16 September 2022 08:05 WIB
Warga  mengenakan masker berjalan di sepanjang jalan Aksu di wilayah Xinjiang, China, Kamis, 18 Maret 2021. (Foto AP/Ng Han Guan)
Warga mengenakan masker berjalan di sepanjang jalan Aksu di wilayah Xinjiang, China, Kamis, 18 Maret 2021. (Foto AP/Ng Han Guan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Strategi nol Covid atau zero Covid, Pemerintah China, memakan korban. Penduduk kota Ghulja, Provinsi Xinjiang, kelaparan akibat kebijakan lockdown (karantina wilayah) selama 40 hari.

Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di media sosial China, penduduk Ghulja menunjukkan lemari es yang kosong, dan anak-anak yang kelaparan. Sedangkan yang lain menangis, sambil menceritakan pengalaman mereka selama lockdown yang sudah dimulai sejak bulan lalu.

Baca juga : Ini Strategi Agregator Genjot Ekspor UMKM Kriya Dan Wastra

Seperti diketahui, China tetap berkomitmen pada kebijakan nol Covid dengan memberlakukan lockdown di sejumlah wilayah. Dengan kebijakan itu, warga diwajibkan tetap berada di rumah, dan melakukan tes Covid rutin.

Dilansir Aljazeera, kemarin, lockdown di Kota Ghulja, makin menunjukkan diskriminasi yang terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Sebelumnya, Negara Tirai Bambu itu ditudiing membuat pusat penahanan dan penjara di wilayah tersebut.

Baca juga : Sarapan Di Warkop, Ini Makanan Favorit Paloh Saat Pulang Kampung

Sekitar satu juta warga Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya ditahan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Namun, Beijing mengelak. Mereka mengklaim tempat-tempat itu adalah pusat pelatihan pekerja.

Soal lockdown di Xinjiang, warga Uighur yang tinggal di Eropa bernama Yasinuf mengatakan, ibu mertuanya mengirim pesan suara menakutkan akhir pekan lalu. Menurutnya, ibu mertuanya dipaksa masuk karantina terpusat karena batuk ringan.

Baca juga : Hotel Dan Resort Kasino Di Macau Kena Lockdown, 700 Orang Dikarantina

“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi kali ini. Yang bisa kami lakukan sekarang hanyalah berdoa,” ucap Yasinuf, menirukan rekaman suara ibu mertuanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.