Dark/Light Mode

Strategi Zero Covid-19 Makan Korban

Duh, Akibat Lockdown Warga China Kelaparan

Jumat, 16 September 2022 08:05 WIB
Warga  mengenakan masker berjalan di sepanjang jalan Aksu di wilayah Xinjiang, China, Kamis, 18 Maret 2021. (Foto AP/Ng Han Guan)
Warga mengenakan masker berjalan di sepanjang jalan Aksu di wilayah Xinjiang, China, Kamis, 18 Maret 2021. (Foto AP/Ng Han Guan)

 Sebelumnya 
Yasinuf menambahkan, orangtuanya memberi tahu bahwa mereka kehabisan makanan. Mereka belum mendapatkan kiriman makanan. Bahkan, mereka dilarang mengggunakan oven di halaman belakang rumah karena takut menyebarkan virus.

Yasinuf bilang, orangtuanya bertahan hidup dengan adonan mentah yang terbuat dari tepung, air, dan garam. Karena memikirkan keluarganya, Yasinuf yang tinggal di Eropa untuk belajar mengaku tidak bisa fokus.

“Suara mereka selalu ada di kepala saya. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya, ini terjadi di abad ke-21,” ucap Yasinuf.

Baca juga : Ini Strategi Agregator Genjot Ekspor UMKM Kriya Dan Wastra

Warga Ghulja lainnya, yang juga dari etnis Uighur, Nyrola Elima, mengungkapkan, ayahnya menjatah pemberian tomat karena persediaannya semakin menipis.

“Bibi saya juga panik karena kekurangan susu untuk memberi makan cucunya yang berusia dua tahun,” ujar Elima.

Pemerintah setempat, pekan lalu meminta maaf atas segala kekurangan dalam respons terhadap Covid. Termasuk terhadap sejumlah titik yang terlewatkan dalam pengiriman pangan. Mereka berjanji akan melakukan perbaikan.

Baca juga : Sarapan Di Warkop, Ini Makanan Favorit Paloh Saat Pulang Kampung

Kendati telah mengakui kekurangan, warga tetap dibungkam. Itu terlihat dari dihapusnya sejumlah postingan dari media sosial China. Beberapa video telah dihapus, dan diunggah ulang puluhan kali oleh netizen yang tengah berjuang melawan pembungkaman.

Sejumlah warga menyebut, unggahan di dunia maya menggambarkan kebijakan lockdown yang mengerikan. Kendati demikian, situasi secara rinci memang tidak disebutkan, karena takut akan keselamatan mereka.

Pemerintah China memang tak kenal kompromi dalam kebijakan nol Covid. Mereka memerintahkan pengujian massal dan lockdown di sejumlah distrik di seluruh China. Salah satunya di Shanghai. Kota terbesar di negara itu. Warga harus menjalani lockdown selama beberapa pekan. â–  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.