Dark/Light Mode

Konten Sindikat TPPO Seliweran Di Medsos

Sabtu, 24 September 2022 06:09 WIB
Para pembicara dalam diskusi mengenai situasi perdagangan orang di Indonesia, di Kedubes AS. Dari kiri, Direktur Eksekutif YKYU Winda Winowatan, Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah, moderator Sonya Hellen Sinombor, dan National Program Officer International Organisation for Migration (IOM) Rizki Inderawansyah. (Foto Paul Yoanda/RM)
Para pembicara dalam diskusi mengenai situasi perdagangan orang di Indonesia, di Kedubes AS. Dari kiri, Direktur Eksekutif YKYU Winda Winowatan, Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah, moderator Sonya Hellen Sinombor, dan National Program Officer International Organisation for Migration (IOM) Rizki Inderawansyah. (Foto Paul Yoanda/RM)

 Sebelumnya 
Staf mereka ditempatkan di pelabuhan. Mereka diizinkan untuk memeriksa identitas semua penumpang. Semua ini dilakukan bekerja sama dengan penegak hukum dan pihak pelabuhan. Kalau dulu, lanjutnya, mungkin calon korban eksploitasi seksual kesannya mereka yang berpakaian seksi. Sekarang berbeda. Yang mereka temukan, di perjalanan calon korban mengenakan pakaian tidur.

“Kalau anak-anak, membawa boneka. Jadi tidak ketahuan, tidak ada kesan bahwa mereka diperdagangkan,” jelasnya.

Baca juga : Kemenkominfo Bagikan Tips Pemasaran Di Medsos

Data YKYU menunjukkan, selama tiga bulan terakhir, tim Transit Monitor telah mencegah 30 potential victim dalam 14 kasus terpisah. Beberapa di antaranya anak-anak, dan sebagian besar wanita dewasa berusia di bawah 25 tahun. Dari seluruh korban, sekitar 50 persen adalah orang tua tunggal.

Selain itu, YKYU juga menemukan perubahan pola perekrutan calon korban yang banyak bergeser dilakukan melalui medsos dan aplikasi perpesanan. Winda menjelaskan, 30 persen korban didekati melalui aplikasi perpesanan.

Baca juga : Kemenag Siapkan Regulasi Cegah Kekerasan Anak Di Ponpes

“Ini memerlukan perhatian lebih dalam proses pengawasan sehingga pencegahan TPPO bisa dilakukan,” tandasnya. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.