Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menteri Ekonomi Malaysia Blak-blakan, Bongkar Alasan Anwar Rangkap Jabatan Menkeu

Senin, 5 Desember 2022 21:38 WIB
PM Anwar Ibrahim (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli. (Foto: Kantor PM Malaysia via CNA)
PM Anwar Ibrahim (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli. (Foto: Kantor PM Malaysia via CNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli mengungkap alasan di balik keputusan Perdana Menteri Anwar Ibrahim merangkap jabatan Menteri Keuangan.

Dia bilang, ini adalah keputusan tepat mengingat keadaan saat ini yang terhitung luar biasa.

"Sebenarnya, itu adalah keputusan yang sulit dibuat. Karena sepertinya, pos ini diincar banyak pihak," ujar Rafizi dalam konferensi pers, seperti dikutip Channel News Asia, Senin (5/12).

Pemerintah persatuan yang saat ini dipimpin Anwar, terdiri dari koalisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpinnya, Barisan Nasional (BN), Gabungan Parti Sarawak (GPS) dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS).

"Umpamanya seseorang dari PH diangkat menjadi menteri keuangan, itu bisa menjadi masalah bagi BN. Dan jika seseorang dari BN, PH mungkin tidak senang," jelas Rafizi.

Baca juga : Kabinet Lebih Singset, PM Malaysia Anwar Ibrahim Rangkap Jabatan Menkeu

“Perdana Menteri mengambil keputusan tepat, dengan merangkap jabatan Menteri Keuangan. Supaya penunjukan tidak menjadi masalah bagi koalisi yang berbeda," imbuhnya.

Dalam hal ini, Rafizi menekankan, pos perdana menteri dan pos menteri keuangan harus dipisahkan. Dia meyakini, keputusan rangkap jabatan ini hanya sementara.

"Saya tidak percaya, kami mengambil posisi itu karena putus asa di tengah situasi ini, dan kemudian dilanjutkan. Situasi ini luar biasa," paparnya. 

Rafizi bilang, setelah situasi menjadi lebih baik, semua akan diproporsikan pada tempatnya. Sehingga, rangkap jabatan Perdana Menteri dan Menteri Keuangan, akan terbukti sebagai sebuah pengecualian. Ketimbang norma.

Perdana Menteri rangkap jabatan Menteri Keuangan, bukan barang baru di Malaysia. Najib Razak, Perdana Menteri ke-6 Malaysia, juga menjabat Menteri Keuangan pada 2009-2018.

Baca juga : Perbatasan Bakal Disulap Jadi Ekowisata Kelas Dunia

Dia dijatuhi hukuman, karena menyelewengkan dana 42 juta ringgit Malaysia atau setara Rp 148,47 miliar dari SRC International, mantan anak perusahaan 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Paling Mengecewakan

Dalam pernyataannya pada Sabtu (3/12), Ketua Perikatan Nasional (PN) Muhyiddin Yassin mengecam susunan Kabinet baru Anwar.

Dia menyebutnya sebagai kabinet yang paling mengecewakan dalam sejarah Malaysia.

Muhyiddin mengatakan, dengan mengangkat kleptokrat ke dalam Kabinet, Anwar telah mengorbankan prinsip-prinsip pemerintahan, yang didengungkannya selama masa kampanye Pemilihan Umum ke-15 (GE15).

Baca juga : Prestasi Ekonomi Bikin Elektabilitas Airlangga Meroket

Kritikan juga datang dari Dewan Parlemen Pagoh. Mereka berpendapat, langkah Anwar merangkap jabatan Menteri Keuangan akan mengikis kepercayaan investor terhadap kepemimpinannya.

Sementara Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid meminta semua pihak mengesampingkan perbedaan politik. Agar pemerintah persatuan yang baru dapat bekerja, untuk melayani rakyat Malaysia.

"Kita perlu memprioritaskan rakyat untuk menciptakan stabilitas di dalam negeri, untuk menarik kembali investor asing dan mendorong investasi langsung dalam negeri)," katanya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.