Dark/Light Mode

Supaya Mau Keluar Rumah, Anak Muda Korsel Dikasih Tunjangan Bulanan Rp 7,4 Juta

Sabtu, 15 April 2023 11:46 WIB
Pemerintah Korsel berjuang membebaskan anak mudanya dari ancaman hikokomori. (Foto: Korean Times)
Pemerintah Korsel berjuang membebaskan anak mudanya dari ancaman hikokomori. (Foto: Korean Times)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) pusing memikirkan kelompok anak muda yang asosial, dan cenderung berusaha keras menghindari interaksi personal alias hikikomori.

Menurut majalah Amerika Serikat (AS) Fortune, hikikomori adalah istilah Jepang untuk menggambarkan kondisi psikologis menarik diri dari lingkungan sosial secara ekstrem.

The Korea Institute for Health and Social Affairs  menyebut, sekitar 350 ribu warga Korsel berusia 19 hingga 39 tahun terisolasi dan kesepian.

”Anak-anak muda yang terasing, seringkali berasal dari latar belakang yang kurang beruntung. Sebanyak 40 persen dari mereka, mulai hidup menyendiri saat masih remaja,” lapor The Guardian.

Untuk memutus rantai kondisi itu, pemerintah Korsel rela memberikan tunjangan bulanan 650 ribu won atau setara Rp 7,4 juta kepada anak muda yang hobi menyendiri. Mereka didorong aktif keluar rumah.

Baca juga : Sahabat Ganjar Gunakan Aplikasi Canggih Untuk Pulangkan Puluhan Ribu Pemudik

Seperti dilansir Channel News Asia, dukungan awal akan diberikan oleh Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korsel untuk kelompok usia 9-24 tahun yang teridentifikasi hikikomori, setelah langkah tersebut disahkan pada Selasa (11/4).

Tunjangan tersebut dapat digunakan untuk mendanai biaya hidup secara umum, membeli perlengkapan sekolah, mendapatkan pengalaman budaya, bahkan prosedur kosmetik untuk mengoreksi bekas luka.

Di atas tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi sebesar 7,2 persen, Korea Selatan memiliki tingkat fertilitas terendah di dunia, yang semakin membahayakan produktivitas.

Dalam rangka mengatasi masalah hikikomori, pemerintah Yoon Suk-yeol siap mendukung kelompok anak muda penyendiri, untuk memulihkan kehidupan mereka, dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat.

Prevalensi di Asia

Baca juga : Sharp Indonesia Hadirkan Rumah Kebaikan, Ajak Masyarakat Semangat Berbagi di Bulan Ramadan

Awal bulan ini, survei pemerintah Jepang menemukan fakta, hampir 1,5 juta orang usia kerja di negara itu menderita hikikomori.

Mereka memilih menarik diri dari masyarakat Negeri Sakura yang terkenal konformis dan berfokus pada pekerjaan, dengan beragam alasan. Mulai dari pengangguran dan depresi, hingga intimidasi di sekolah dan di tempat kerja.

Survei tersebut mengungkap, paling banter, kaum hikokomori hanya keluar rumah untuk berbelanja bahan makanan atau melakoni hobi.

Jumlah kaum yang satu ini, dilaporkan terus bertambah di seluruh Asia Timur. Juga di Singapura.

Studi terbaru Universitas James Cook di Singapura menunjukkan, individu dengan faktor risiko hikikomori yang lebih tinggi, memiliki kecenderungan menarik diri yang lebih tinggi.

Baca juga : Pekerja Meninggal Mendadak, BPJamsostek Pulo Gebang Serahkan Santunan Rp 493 Juta

Hanya saja, hikikomori di Singapura terhitung kurang ekstrem dibanding Jepang atau Korea Selatan. Karena faktor sosial budaya seperti orang tua yang menafkahi anak-anak mereka (bahkan ketika mereka sudah dewasa), masih melekat.

Faktor lainnya, individu di Singapura yang berusia di bawah 35 tahun tidak diperbolehkan memiliki perumahan publik. Otomatis, sebagian besar orang dewasa muda tinggal bersama orang tua mereka.

Orang-orang ini sangat mungkin berbagi kamar dengan saudara kandung. Karena itu, mereka tidak dapat menghindari interaksi keluarga.

Studi tersebut juga menemukan fakta, bahwa orang-orang dengan faktor risiko hikikomori tinggi di Singapura, mungkin saja menekan ekspresi emosional mereka. Agar terlihat lebih fungsional di masyarakat. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.