Dark/Light Mode

Sampaikan Petisi Ke Konsulat AS

Demonstran Minta Amerika Bebasin Hong Kong Dari China

Minggu, 8 September 2019 18:25 WIB
Demonstran parade ke Konsulat Amerika Serikat di Hong Kong, Minggu (8/9) untuk mencari dukungan negeri Paman Sam itu. (Foto Lam Yik Fei/The New York Times)
Demonstran parade ke Konsulat Amerika Serikat di Hong Kong, Minggu (8/9) untuk mencari dukungan negeri Paman Sam itu. (Foto Lam Yik Fei/The New York Times)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ribuan masyarakat Hong Kong kembali berunjuk rasa pada Minggu (8/9). Mereka menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membebaskan Hong Kong dari kendali China.

“Berjuang demi kebebasan, berdirilah bersama Hong Kong,” demikian teriakan para demonstran sebelum mengajukan petisi ke kantor Konsulat AS di Hong Kong.

Dikutip dari Reuters, demonstran juga meneriakkan kalimat ‘tolak Beijing, bebaskan Hong Kong’. Unjuk rasa berjalan damai, dibanding demonstrasi sebelumnya yang biasanya berujung ricuh. 

Baca juga : Terancam Nyawanya, Demonstran Hong Kong Minta Bantuan Amerika

Cherry(26), warga Hong Kong di bidang industri keuangan mengatakan, dengan terjadinya perang dagang Amerika Serikat – China saat ini, maka ini waktu yang tepat bagi masyarakat Hong Kong untuk memperlihatkan bagaimana kelompok pro-China melakukan kekerasan HAM sehingga dia ingin pemerintah Amerika Serikat ikut membantu melindungi HAM di Hong Kong.

Hong Kong dikembalikan ke Cina di bawah kebijakan satu negara dua sistem yang menjamin kebebasan, sebuah keisitimewaan yang tidak bisa dinikmati masyarakat Cina. Sekarang ini banyak masyarkat Hong Kong waswas Beijing sedang menggerus otonomi wilayah itu.

"Ini adalah kesempatan baik bagi kami untuk menunjukkan (Amerika Serikat) bagaimana kelompok-kelompok pro-China juga melanggar hak asasi manusia di Hong Kong dan memungkinkan kebrutalan polisi," kata Cherry,

Baca juga : Demonstran Hong Kong Siap-siap Aksi Lagi

Gelombang unjuk rasa di Hong Kong sudah memasuki pekan ke-14. Aparat kepolisian berdiri menjaga jalannya aksi unjuk rasa, dimana para demonstran turun ke jalan sambil berpayung melindungi diri dari sinaran matahari yang menyengat. 

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper pada Sabtu, 7 September 2019, mendesak China agar mengendalikan situasi di Hong Kong, sebuah wilayah bekas jajahan Inggris yang dikembalikan ke Beijing pada 1997.

Seruan Esper itu disampaikan ketika kepolisian Hong Kong berusaha mencegah para demonstran memblokade akses jalan menuju bandara. Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan China seharusnya menyelesaikan masalah yang terjadi di Hong Kong secara manusiawi sebelum sebuah kesepakatan perdagangan dicapai dengan Washington.

Baca juga : Jonan Minta Pertamina Tingkatkan Lifting Migas

Trump pun mengatakan unjuk rasa di Hong Kong adalah sebuah masalah yang harus dihadapi China. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.