Dark/Light Mode

Meski Dilarang dan Disiram Gas Air Mata

Demonstran Hong Kong Siap-siap Aksi Lagi

Minggu, 11 Agustus 2019 12:23 WIB
Demonstran memasang pagar pembatas di Tsim Sha Tsui,  dalam unjuk rasa Sabtu (10/8). (Foto Reutes/Thomas Peter)
Demonstran memasang pagar pembatas di Tsim Sha Tsui, dalam unjuk rasa Sabtu (10/8). (Foto Reutes/Thomas Peter)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para demonstran bersiap melakukan unjuk rasa hari ini di kawasan yang dilarang aparat. Polisi belum memberikan izin unjuk rasa di distrik kelas pekerja Sham Shui Po di Kowloon atau North Point. Massa akan beraksi di Victoria Park.

Massa tetap beraksi meski kemarin polisi menembakkan air mata membubarkan ribuan demonstran di stasiun kereta api di Tai Wai di kawasan utara New Territories, dan kawasan dekat kantor polisi di distrik Tsim Sha Tsui.

Dilansir Reuters, polisi telah menangkap 16 orang selama protes Sabtu (10/8) dengan tuduhan melakukan perakitan senjata yang tidak sah dan kepemilikan senjata serbu. Pihak berwenang telah menangkap lebih dari 600 orang sejak protes Juni lalu.

Baca juga : Taiwan Berani Kangkangi China

China mengatakan pemerintah pusat tidak akan duduk diam dan membiarkan situasi berlanjut. Pemerintah Hong Kong juga mengatakan kekerasan dan unjuk rasa Pl telah menjerumuskan Hong Kong ke dalam krisis politiknya yang merupakan tantangan serius bagi pemerintah pusat di Beijing, China. China juga menuntut maskapai Cathay Pacific Airways (0293.HK) menangguhkan staf yang terlibat dalam demonstrasi.

Unjuk rasa itu berawal untuk memprotes Rancangan Undang-Undang Ektradisi ke China. Kemudian berlanjut mendesak mundur Pemimpin Eksekutif Carrie Lam dan penyelidikan atas pengaduan pelanggaran polisi.

Mereka yang menentang RUU ekstradisi mengatakan itu akan merusak independensi pengadilan Hong Kong dan mengekspos warga ke kasus politik. Pemerintah menangguhkan RUU, tetapi belum setuju membatalkannya tanpa batas waktu.

Baca juga : Carrie Lam Nyatakan RUU Ekstradisi Mati, Warga Hong Kong Tetap Tak Percaya

Beijing telah mencap beberapa pemrotes sebagai radikal keras disokong pasukan asing yang bertekad menahan perkembangan China. Polisi sudah dituduh menggunakan kekuatan berlebihan dan mengabaikan permintaan bantuan ketika para preman menyerang warga sipil di stasiun kereta komuter.

Dalam sebuah hubungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Lam membela penanganan pemerintahnya atas protes yang telah menegangkan hubungan Beijing dengan London. Pemerintah Inggris minta China untuk menghormati ketentuan perjanjian penyerahan Hong Kong dan kebebasan yang dijanjikannya.

Lam mengatakan kepada Raab, meskipun pemerintahnya "menghormati beragam pandangan yang diyakini oleh anggota masyarakat tentang berbagai masalah serta kebebasan berbicara dan berkumpul, itu tidak akan membiarkan kekerasan dan perilaku ilegal mengganggu ketertiban umum." [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :