Dark/Light Mode

Tak Ada Kesepakatan Kebijakan Imigrasi Dengan Koalisi

PM Belanda Mundur, Pemerintahan Bubar

Senin, 10 Juli 2023 00:05 WIB
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meninggalkan Istana Huis ten Bosch di Den Haag, Belanda, setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Raja Willem Alexander, Sabtu, 8 Juli 2023. (Foto EPA)
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meninggalkan Istana Huis ten Bosch di Den Haag, Belanda, setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Raja Willem Alexander, Sabtu, 8 Juli 2023. (Foto EPA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte menyerahkan surat pengunduran diri kepada Raja Willem Alexander, Sabtu (8/7), usai membubarkan parlemen pada Jumat malam.

Tak seperti biasanya kerap bersepeda, Rutte menyetir sendiri mobil Saab Station Wagon ke Istana Huis ten Bosch, Den Haag, menemui Raja Willem Alexander yang baru pulang liburan keluarga dari Yunani. Raja Willem mempercepat kepulangannya begitu mendengar pemerintahan dibubarkan.

Usai pertemuan itu, Rutte tak banyak bicara kepada para wartawan. “Pertemuan tadi bersifat rahasia,” kata Rutte, singkat dikutip Associated Press.

Koalisi Rutte akan tetap sebagai pemerintah sementara sampai pemerintahan baru terbentuk setelah pemilu. Rencananya, pemilu akan digelar pertengahan November. Namun, biasanya pembentukan pemerintahan akan berjalan lama. Koalisi Pemerintahan Rutte butuh waktu 10 bulan untuk terbentuk. Dan hanya bertahan kurang dari 18 bulan.

Rutte membubarkan parlemen dan mengundurkan diri karena tidak menemukan kesepakatan mengenai kebijakan imigrasi dengan tim koalisi. Ini adalah pemerintahan keempat Rutte yang terdiri dari koalisi empat partai yang rapuh. Yakni Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), Partai Demokrat 66 yang demokratis dan liberal, Christian Democratic Appeal (CDA) dan Partai ChristenUnie.

Baca juga : Ini 10 Mata Uang Dengan Nilai Tukar Terendah Di Dunia, Rupiah Peringkat Berapa?

“Bukan rahasia lagi mitra koalisi memiliki pendapat yang berbeda tentang kebijakan imigrasi. Sayangnya, hari ini kami harus menyimpulkan perbedaan itu menjadi tidak dapat diatasi. Karena itu. saya akan mengajukan pengunduran diri seluruh kabinet kepada Raja,” kata Rutte dalam konferensi pers, Jumat (7/7).

Ketegangan memuncak pekan ini, ketika Rutte menuntut dukungan pada proposal untuk membatasi masuknya anak-anak pengungsi perang yang sudah berada di Belanda, dan membuat keluarga menunggu setidaknya dua tahun sebelum mereka dapat bersatu.

Kebijakan Imigrasi

Proposal terbaru ini ditolak anggota koalisi Partai ChristenUnie dan Demokrat 66, hingga menyebabkan jalan buntu.

Belanda memiliki salah satu kebijakan imigrasi terberat di Eropa. Tetapi di bawah tekanan partai sayap kanan, Rutte selama berbulan-bulan mencoba mencari cara untuk mengurangi masuknya pencari suaka.

Permohonan suaka di Belanda melonjak sepertiga pada tahun lalu menjadi lebih dari 46.000. Pemerintah memproyeksikan mereka dapat meningkat menjadi lebih dari 70.000 tahun ini, melampaui rekor tertinggi pada 2015.

Baca juga : Raja Belanda Minta Maaf

Hal ini akan membebani fasilitas suaka negara, karena selama beberapa bulan tahun lalu ratusan pengungsi terpaksa mendapatkan fasilitas tak layak. Seperti sulit mendapat akses ke air minum, fasilitas sanitasi atau perawatan kesehatan.

Tahun lalu, Rutte merasa malu dengan masalah tersebut, setelah kelompok kemanusiaan Medecins sans Frontieres mengirim tim ke Belanda untuk pertama kalinya, guna membantu kebutuhan medis para migran di pusat pemrosesan permintaan suaka.

Dia berjanji akan memperbaiki kondisi fasilitas tersebut, terutama dengan mengurangi jumlah pengungsi yang mencapai Belanda.

Namun, Rutte gagal mendapatkan dukungan dari mitra koalisi yang merasa kebijakannya terlalu jauh.

Kembalo Mencalonkan Diri 

Meski mengundurkan diri, Rutte tertarik mencalonkan diri lagi untuk pemerintahan kelima. Rutte adalah PM terlama dalam sejarah Belanda. Kebanyakan warga Belanda mengaku sudah bosan dengan kepemimpinan Rutte. Namun, mereka tidak bisa menemukan sosok pemimpin pengganti Rutte.

Baca juga : Antisipasi Digitalisasi Sudah Tak Terelakkan

Meski ada naik dan turun, sosok Rutte merupakan salah satu pemimpin paling berpengaruh di Eropa. Meski banyak masalah yang menghadang di Eropa dan organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO), Rutte mengatakan dia sangat mencintai dunia politik.

“Saya tidak akan meninggalkan dunia politik Belanda. Ini pekerjaan terbaik di dunia,” ujarnya pada jurnalis.

Rutte diperkirakan akan memimpin Partai VVD lagi pada pemilihan mendatang. Namun, dia akan berkonsultasi dengan VVD, sebelum mengambil keputusan akhir. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.