Dark/Light Mode

Warga Jepang Makin Tak Percaya PM Kishida, Disapproval Rating 50 Persen

Senin, 21 Agustus 2023 08:39 WIB
PM Jepang Fumio Kishida (Foto: Instagram)
PM Jepang Fumio Kishida (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jajak pendapat Kyodo News yang dipublikasikan pada Minggu (20/8) mengungkap, tingkat ketidakpercayaan masyarakat (disapproval rating) terhadap kabinet pimpinan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, mencapai titik tertinggi sejak Desember 2022, dengan angka 50,0 persen. Sementara tingkat kepercayaan publik (approval rating), tetap suram di angka 33,6 persen.

Hasil polling ini dirilis di tengah kekhawatiran masyarakat tentang sistem kartu identitas nasional dan inflasi.

Japan Today menyebut, approval rating Kishida anjlok dalam beberapa bulan terakhir. Angka saat ini, hanya sedikit lebih tinggi dari level terendah, sejak Kishida menjabat PM pada Oktober 2021. Yakni 33,1 persen pada November dan Desember 2022.

Dalam jajak pendapat sebelumnya pada pertengahan Juli 2023, approval rating Kishida ada di angka 34,3 persen. Lebih rendah dibanding disapproval rating yang menyentuh angka 48,6 persen.

Terakhir kali, Kishida mencetak disapproval rating di atas 50 persen, pada Desember 2022.

Dalam jajak pendapat nasional via telepon nasional yang dijalankan selama dua hari hingga Minggu (20/8), sebanyak 79,8 persen responden kurang percaya pada kepemimpinan Kishida dalam mengatasi kekhawatiran publik atas sistem kartu identitas nasional My Number.

Baca juga : Polusi Udara Di Jakarta Hari Ini Masih Tidak Sehat, Depok Paling Parah

Terutama, setelah ada kebocoran informasi pribadi dan error-nya proses registrasi dalam beberapa bulan terakhir.

Rencana menggabungkan sertifikasi asuransi kesehatan dengan kartu My Number, juga tetap tidak populer. Sebanyak 77,0 persen masyarakat menyatakan tidak setuju.

Sama seperti pada jajak pendapat sebelumnya, publik meminta rencana tersebut ditunda atau dibatalkan.

Limbah Radioaktif

Sebanyak 88,1 persen masyarakat, menyatakan prihatin atas potensi kerusakan ekonomi atas rencana pemerintah membuang limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.

Saat ini, pemerintahan Kishida sedang dalam tahap akhir memutuskan waktu yang tepat, untuk membuang limbah. Targetnya  akhir Agustus ini.

Jepang berupaya memastikan langkah tersebut, sesuai dengan standar internasional dan aman.

Baca juga : Harga Emas Pagi Ini Dibanderol Rp 1.061.000 Per Gram

Namun, rencana ini bikin ketar-ketir nelayan lokal. Mereka khawatir penghidupannya terganggu. Ditambah lagi, China juga menentang keras pembuangan limbah tersebut.

Warga Jepang yang menyatakan telah mendapat penjelasan memadai dari pemerintah terkait rencana pembuangan limbah Fukushima, hanya 15 persen. Sebanyak 81,9 persen masih  menganggap kurang.

Pemerintah Jepang beralasan, limbah radioaktif itu harus dibuang untuk melanjutkan pekerjaan membongkar reaktor nuklir yang lumpuh. 

Langkah ini hanya disetujui oleh 29,6 persen masyarakat. Sebanyak 25,7 persen menentang dan 43,8 persen abstain.

Inflasi

Seiring beban inflasi yang semakin tinggi dan melambungnya harga BBM, sebanyak 75,3 persen masyarakat menginginkan pemerintah terus memperpanjang subsidi, selepas September 2023.

Di tengah situasi ini, iming-iming subsidi untuk memiliki banyak anak, tidak laku. Padahal, pemerintah Jepang menerbitkan kebijakan tersebut, untuk membalikkan angka kelahiran yang terus menurun.

Baca juga : Mayoritas Perempuan Dan Milenial Di Jatim Dukung Ganjar Presiden 2024

Sebanyak 69,2 persen mengatakan tidak berharap atau tidak berharap banyak dari tindakan tersebut.

Survei tersebut juga mengungkap, Partai Demokrat Liberal yang saat ini berkuasa, mampu mempertahankan tingkat dukungan tertinggi dengan angka 35,8 persen. Sebanyak 11,4 persen responden mendukung oposisi Partai Inovasi Jepang, dan 8,7 persen lebih memilih oposisi utama Partai Demokratik Konstitusional Jepang.

Sementara sekutu koalisi junior LDP, Partai Komeito mendapatkan 3,6 persen dukungan.

Survei Kyodo News ini melibatkan 467 rumah tangga yang dipilih secara acak, dengan pemilih yang memenuhi syarat melalui telepon rumah dan 2.369 nomor telepon seluler. Metode ini menghasilkan tanggapan dari 425 rumah tangga dan 624 pengguna ponsel.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.