Dark/Light Mode

Pintu Rafah Ditutup Israel, Keluarga WNI Di Gaza Belum Bisa Dievakuasi

Selasa, 7 November 2023 05:24 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melepas bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk masyarakat Palestina di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (4/11/2023). Bantuan itu gabungan dari bantuan Pemerintah dan dunia usaha serta masyarakat Indonesia, termasuk Baznas. (Foto Baznas/Madinah)
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melepas bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk masyarakat Palestina di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (4/11/2023). Bantuan itu gabungan dari bantuan Pemerintah dan dunia usaha serta masyarakat Indonesia, termasuk Baznas. (Foto Baznas/Madinah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya evakuasi terhadap satu keluarga Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Gaza Selatan, kembali gagal. Hal ini diungkap Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi.

Keluarga tersebut diketahui keluarga Husein, yang terdiri dari seorang suami, dua anak yang merupakan WNI dan seorang istri warga Palestina. Diketahui sebelumnya, mereka gagal meninggalkan Gaza karena terkendala administrasi.

Pada konferensi pers pada Senin (6/11/2023), Retno mengatakan, pihaknya memperoleh informasi bahwa pintu Rafah dari sisi Gaza tidak dibuka. Karena itu, tidak dimungkinkan dilakukan evakuasi. Ia juga memperoleh informasi, sudah dua hari ini tidak ada evakuasi dari Gaza ke Rafah.

“Kita akan terus berusaha dan kemarin saya lakukan kembali komunikasi dengan berbagai pihak, untuk memastikan bahwa WNI dalam keadaan baik,” kata Retno.

“Saya juga langsung berkomunikasi dengan keluarga WNI Pak Hussein, untuk memberikan semangat dan menyampaikan bahwa kami sedang terus berusaha,” lanjutnya.

Baca juga : Berhasil Dievakuasi, WNI Di Gaza Bersuka Cita...

Perbatasan Rafah adalah satu-satunya penyeberangan yang tidak dikontrol langsung oleh Israel. Rafah dikendalikan Mesir, namun Israel memantau semua aktivitas di Gaza selatan dari pangkalan militer Kerem Shalom, yang terletak di persimpangan antara Gaza, Israel dan Mesir, dan titik pengawasan lainnya.

“Secara teoritis, Rafah seharus dalam kendali otoritas Palestina dan Mesir,” kata Lorenzo Navone, sosiolog dengan spesialisasi perbatasan dan konflik dari University of Strasbourg, Prancis.

 “Tetapi Israel masih memiliki pengaruh atas penyeberangan tersebut.”

Orang, barang dan bantuan kemanusiaan semuanya melintasi perbatasan Rafah. Namun karena blokade Israel terhadap Gaza pada 2007, perbatasan tersebut hanya sesekali dibuka untuk warga Palestina.

Dilansir AFP, menurut data PBB, koridor Rafah dibuka selama 245 hari pada 2022. Dan pada 2023 sudah dibuka selama 138 hari.

Proses Meninggalkan Gaza

Baca juga : Menlu Retno Cerita Sulitnya Evakuasi 5 Orang Keluarga Bang Onim, Begini Kisahnya

Sebelumnya, Retno mengatakan, perlu waktu panjang untuk menciptakan koridor evakuasi. Selain itu, proses administrasi untuk meninggalkan Gaza juga sangat ketat, dan melibatkan banyak pihak di Gaza. Ia mengatakan, nama-nama yang keluar dari Gaza harus mendapatkan persetujuan dari banyak pihak di Gaza. Hal ini belum pernah dialami di proses evakuasi sebelumnya.

Pada kesempatan yang sama, Retno juga memaparkan kondisi tiga WNI relawan MER-C yang memutuskan tetap tinggal di Gaza. Kementerian Luar Negeri juga terus melakukan komunikasi dengan mereka, yang berada di sekitar Rumah Sakit Indonesia. Termasuk berkordinasi dengan Kantor MER-C Jakarta, guna memastikan keselamatan mereka.

 Terakhir, menteri luar negeri perempuan pertama Indonesia itu juga menyerukan, agar Israel menghentikan pembunuhan warga sipil. Juga agar Israel berhenti menargetkan serangan kepada fasilitas-fasilitas sipil, seperti rumah sakit, masjid dan gereja.

 “Patuhi hukum humaniter internasional. Sekjen PBB sudah mengingatkan, dalam perang pun ada hukumnya,” tegasnya.

Sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kembali menegaskan bahwa tidak akan ada gencatan senjata di Gaza sampai seluruh tawanan, sekitar 200 orang yang disandera Hamas, dibebaskan. Korban tewas dari pihak Palestina akibat serangan militer Israel telah mencapai 9.227 orang. Ini berdasarkan data terakhir dari Kementerian Kesehatan di Gaza pada 3 November.

Baca juga : Profil Mahfud MD Lengkap Harta Kekayaan, Keluarga Hingga Kepanjangan Inisial MD

Melansir Anadolu Agency, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra, dalam konferensi pers di Gaza City mengatakan, korban termasuk 3.826 anak-anak dan 2.405 perempuan, sementara 23.516 orang lainnya terluka.

Sebanyak 2.100 orang juga masih terjebak di bawah puing-puing di Gaza, termasuk 1.200 anak-anak. Total hampir 10.600 orang telah tewas dalam konflik ini, termasuk 9.227 warga Palestina dan lebih dari 1.538 warga Israel. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.