Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Sandera Siap Dibebaskan
Insya Allah, Gencatan Senjata Israel-Palestina Dimulai Besok Pagi, Jam 10
Rabu, 22 November 2023 23:11 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Gencatan senjata atau jeda pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas, diyakini mulai berlaku pada Kamis (23/11/2023) pukul 10 pagi waktu setempat.
“Saat itulah, jeda dimulai menjelang sandera pertama dibebaskan,” kata Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Moussa Abu Marzouk kepada TV Aljazeera, Rabu (22/11/2023).
BBC menyebut, dalam perjanjian yang telah disepakati, Hamas akan membebaskan 50 sandera Israel. Sedangkan Israel, akan melepas 150 tawanan remaja dan wanita.
Kepada Reuters, keamanan Mesir juga mengungkap, mediator ingin gencatan senjata dimulai pada Kamis (23/11/2023) pukul 10 pagi. Beberapa jam setelahnya, Hamas diprediksi mulai membebaskan sandera.
Baca juga : Gencatan Senjata Dengan Israel, Ini Pernyataan Resmi Hamas
Rencana gencatan senjata yang mulai berlaku efektif pada Kamis (23/11/2023), juga disampaikan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Israel.
Tanpa mengkonfirmasi waktu, Menteri Luar Negeri Eli Cohen berharap, Israel bisa menerima pembebasan sandera pertama pada Kamis (23/11/2023).
Tidak Cukup
Bos Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut baik gencatan senjata Israel-Palestina. Namun menurutnya, hal itu tidak cukup mengakhiri penderitaan warga sipil.
"Kita harus terus berupaya untuk membebaskan sandera yang tersisa, untuk melanjutkan gencatan senjata di Gaza," ucapnya.
Baca juga : Kejahatan Israel Makin Nyata
Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, gencatan senjata adalah hal penting yang harus dilakukan ke arah yang benar. Namun di luar itu, banyak hal yang harus dilakukan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki berharap, kesepakatan itu dapat membantu mengakhiri perang sepenuhnya. Memulai proses menuju perdamaian yang adil dan abadi, berdasarkan Solusi Dua Negara.
Terpisah, Raja Yordania Abdullah siap berdiskusi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi, mengenai cara mengakhiri agresi Israel terhadap Palestina.
Serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan 240 orang tersandera.
Baca juga : Jokowi Dirangkul Biden
Sedangkan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza menyebut, serangan balasan Israel hingga hari ini telah mengakibatkan 14 ribu orang meninggal dunia. Lebih dari 5.000 korban tewas, merupakan anak-anak.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya