Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
RS Indonesia Dibombardir Pasukan Netanyahu
Kejahatan Israel Makin Nyata
Rabu, 22 November 2023 07:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid mengutuk keras agresi militer Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, Senin (20/11/2023). Israel telah sangat nyata melakukan kejahatan perang di Palestina.
“Saya geram dan mengutuk keras kejahatan yang dilakukan Israel dengan membombardir dan mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza, hingga menewaskan 12 tenaga kesehatan Palestina,” kecam Meutya di Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Baca juga : Netanyahu Pastikan Perang Israel-Hamas Terus Berlanjut, Ini Alasannya
Meutya menegaskan, Israel telah melanggar Konvensi yang menyebut orang sakit dan terluka serta staf medis, rumah sakit dan fasilitas medis dilindungi saat perang.
Dia mendorong seluruh negara di dunia menghentikan kejahatan negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ini.
Baca juga : Israel Sangat Biadab
“Kejahatan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza harus segera dihentikan bagaimanapun caranya,” tegasnya.
Anggota Fraksi Golkar ini mengatakan, Indonesia telah berupaya melalui Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, Sidang Darurat OKI, KTT APEC, hingga melakukan pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam rangka meraih dukungan gencatan senjata di Gaza. Namun, Israel bergeming, bahkan terus melakukan serangan secara membabi-buta terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Baca juga : Rosalynn Carter, Mantan Ibu Negara AS Dan Pejuang Kesehatan Mental Meninggal
Meutya menyebut, ada cara lain yang bisa dilakukan internasional dalam menekan Israel. Hal ini pun terbukti ampuh ketika negara-negara dunia mendesak penghentian sistem Apartheid di Afrika Selatan pada tahun 1990-an. Bisa dihentikannya sistem yang mengatur pembagian antara populasi minoritas kulit putih dan mayoritas penduduk kulit putih di negara Afrika Selatan ini karena derasnya desakan dunia internasional.
“Penghentian Sistem Apartheid di Afrika Selatan tahun 1990-an tidak hanya berasal dari dalam negeri Afrika Selatan, tetapi ada tekanan dari internasional. Seperti, melarang kapal Afrika Selatan berlabuh, membekukan perdagangan dan sebagainya,” ungkapnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya