Dark/Light Mode

Tegaskan Dukung Perangi Hamas, Biden Janji Terus Persenjatai Israel

Kamis, 14 Desember 2023 05:44 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menghadiri resepsi Hanukkah di East Room Gedung Putih, Washington DC, Senin, 11 Desember 2023. (Foyo AP/Jacquelyn Martin, Pool)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menghadiri resepsi Hanukkah di East Room Gedung Putih, Washington DC, Senin, 11 Desember 2023. (Foyo AP/Jacquelyn Martin, Pool)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat (AS) terus mendukung Israel, meski sudah mulai banyak negara yang mengecam Negara Zionis tersebut.

Presiden AS Joe Biden menyatakan komitmennya tidak tergoyahkan terhadap keamanan Israel, dalam acara di Gedung Putih pada Senin, 11 Desember 2023, sekaligus menandai Hari Raya Yahudi, Hanukkah. Biden juga berjanji melanjutkan dukungan militer untuk Israel, di tengah konfliknya dengan Hamas, faksi Palestina yang berbasis dan memerintah di Gaza.

Berbicara kepada anggota parlemen Yahudi dan peserta lainnya, Biden mengatakan, bahwa komitmennya terhadap keselamatan orang-orang Yahudi dan keamanan Israel, haknya untuk hidup sebagai negara Yahudi yang merdeka, tidak akan tergoyahkan. Dia juga berjanji untuk terus memberikan bantuan militer kepada Israel, sampai mereka menyingkirkan Hamas.

Baca juga : Debat Pilpres Diyakini Pengaruhi Rasionalitas Pemilih

Selama akhir pekan, AS mengabaikan wewenang Kongres atas bantuan militer ke Israel dan memberikan persetujuan darurat untuk penjualan amunisi tank senilai 106,5 juta dolar AS ke Israel. Langkah ini dilakukan, ketika Gedung Putih kesulitan mendapatkan persetujuan Kongres untuk belanja keamanan tambahan sebesar 106 miliar dolar AS, termasuk 14,3 miliar dolar AS untuk Israel.

“Saya mendapat masalah dan kritik ketika saya mengatakan beberapa tahun yang lalu bahwa Anda tidak harus menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis, dan saya adalah seorang Zionis,” katanya.

AS menjadi satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang memveto resolusi darurat, yang menyerukan gencatan senjata darurat di Gaza. Negara Paman Sam itu kembali menolak resolusi yang menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza, yang dikeluarkan Majelis Umum PBB, Selasa (12/12/2023).

Baca juga : Presiden Jokowi Harap Banjir Jakarta Berkurang 62 Persen

Bersama sembilan negara lainnya, Washington menolak resolusi tuntutan gencatan senjata yang diusulkan Mesir dan Mauritania. Beruntung, resolusi Majelis Umum PBB ini didukung 153 negara dalam voting, Selasa (12/12/2023) waktu setempat. Angka ini melebihi jumlah negara yang secara rutin mendukung resolusi yang mengecam Rusia atas invasinya ke Ukraina, yakni 140 negara.

Dalam voting itu, 10 negara menolak dan 23 abstain. Sebanyak 10 negara yang menolak adalah Amerika Serikat, Austria, Ceko, Guatemala, Israel, Liberia, Mikronesia, Nauru, Papua Nugini dan Paraguay. Kendati demikian, resolusi Majelis Umum PBB bersifat tidak mengikat.

Voting yang digelar Majelis Umum PBB ini dilakukan setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) gagal mengadopsi resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza, karena AS menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi tersebut pada Jumat (8/12/2023). Negara-negara Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pun mencetuskan digelarnya sidang khusus terbaru Majelis Umum PBB, untuk membangun tekanan terhadap Israel.

Baca juga : Tancap Gas, Forum PPP Pendukung Prabowo-Gibran Bidik Menang 1 Putaran

Draf resolusi Majelis Umum PBB sebagian besar mereproduksi resolusi yang gagal diadopsi Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/12/2023) pekan lalu itu. Disebutkan, resolusi Majelis Umum PBB itu menyatakan kekhawatiran atas situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Jalur Gaza, kemudian menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dan menyerukan perlinungan warga sipil, akses kemanusiaan dan pembebasan segera semua sandera tanpa syarat.

“Ini hari bersejarah terkait pesan kuat yang dikirimkan dari Majelis Umum PBB,” ujar Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour dikutip Reuters pada Rabu (13/13/2023).

Sementara menjelang voting digelar, perwakilan Israel untuk PBB, Gilad Erdan mengecam aksi itu sebagai resolusi munafik. “Mereka tidak hanya gagal mengecam Hamas atas kejahataannya terhadap kemanusiaan. Mereka juga tidak menyebut nama Hamas sama sekali,” kritiknya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.