Dark/Light Mode

Israel Kepanasan

Sandera Hamas Kasih Testimoni Yang Positif

Jumat, 1 Desember 2023 05:59 WIB
Cuplikan layar dari sebuah video menunjukkan sepuluh sandera Israel di Jalur Gaza diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di Rafah, Gaza pada 29 November 2023. (Foto Kantor Berita Hamas/Anadolu Agency)
Cuplikan layar dari sebuah video menunjukkan sepuluh sandera Israel di Jalur Gaza diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di Rafah, Gaza pada 29 November 2023. (Foto Kantor Berita Hamas/Anadolu Agency)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama enam hari proses pertukaran sandera antara Hamas, faksi Palestina yang memerintah Jalur Gaza sejak 2007, dengan pasukan Israel, terus disorot media. Raut muka para sandera diamati jutaan pasang mata, yang menyaksikan proses barter sandera sejak 24 November.

Perbedaan besar yang bisa dilihat publik adalah, interaksi sandera dengan Hamas. Para sandera Hamas terlihat akrab dengan penyekap mereka. Ada yang melambaikan tangan sembari tersenyum, berpelukan hingga tos, layaknya sahabat dekat.

Tidak ada raut ketakutan dari para sandera terhadap Hamas. Semuanya baik-baik, walau terlihat lelah dan lusuh. Pemandangan ini bertolak belakang dengan penampilan tahanan Israel. Seluruh sandera yang dilepaskan terlihat kurus, murung, ada juga yang dibebat kain perban.

Pemberitaan mengenai keakraban dan kebaikan Hamas kepada sandera beredar luas di media sosial hingga portal berita mainstream. Pihak Israel pun geram dengan keakraban yang ditunjukkan para sandera Israel kepada Hamas, ketika mereka dibebaskan dari Gaza.

Dalam video yang beredar luas di media sosial, seolah menunjukkan fakta berlawanan dengan yang disebut Pemerintah Zionis seputar Hamas. Bahkan seorang sandera menuliskan surat ucapan terima kasih kepada Hamas, karena telah merawat putrinya dengan sangat baik selama penyanderaan.

Baca juga : Israel-Hamas Kasih Sinyal Gencatan Senjata Mau Diperpanjang

Tidak mau kabar kebaikan Hamas dengan sandera makin tersebar luas, pihak berwenang Israel pun menjauhkan mereka dari media. Aparat Israel hanya mengizinkan para sandera yang telah dibebaskan bertemu kerabat dan teman.

Namun stasiun televisi Israel menayangkan rekaman video salah satu keluarga sandera Israel yang mengatakan, bahwa kerabat mereka memang diperlakukan dengan baik selama disandera. Pernyataan para sandera ini juga ikut bikin analis Israel kepanasan.

Analis politik internasional Israel, Yaniv Peleg mengatakan dalam sebuah artikel untuk surat kabar sayap kanan Israel, Hayom, bahwa menyiarkan video yang menyanjung Hamas di televisi akan merugikan Israel. Dia menuduh, rekaman keakraban Hamas dan para sandera ketika dibebaskan hanya untuk propaganda Hamas.

“Hamas secara profesional memproduksi rekaman, pengambilan gambar menggunakan dua atau tiga kamera, termasuk drone dengan pencahayaan dan pengaturan tepat. Setiap detail ditangkap untuk menggambarkan kemanusiaan para pelakunya (kejahatan) Hamas kepada dunia,” ujar Peleg, dilansir Anadolu Agency, Rabu (29/11/2023).

Analis politik Israel lainnya, Maya Lecker menulis di surat kabar Haaretz, Minggu (26/11/2023), juga merespons negatif soal itu. “Kita harus mengakui orang-orang memuji Hamas di depan kamera, padahal Hamas membunuh anggota keluarga mereka, dalam beberapa kasus di depan mata mereka,” cibirnya.

Baca juga : Biden Yakin, Kesepakatan Pembebasan Sandera Hamas Sudah Di Depan Mata

Namun banyak influencer pro-Palestina dan pengguna media sosial, menganggap keakraban para sandera dengan pejuang Hamas sangat menyentuh hati. Hal ini dinilai sebagai cerminan kemanusiaan dan moralitas Hamas.

Koresponden militer untuk Channel 13 Israel, Alon Ben David, Senin (27/11/2023) mengatakan, dia telah berbicara dengan beberapa sandera yang dibebaskan Hamas. Semua orang mengatakan, para pejuang Hamas mengumpulkan mereka, sehingga memberi mereka rasa nyaman.

“Mereka tidak menjadi sasaran kekerasan atau penghinaan apa pun. Anggota Hamas memberi mereka makanan, obat penghilang rasa sakit, dan obat-obatan rutin sebanyak mungkin,” ujar Ben David.

Dia menambahkan, para sandera kadang masih sempat menikmati YouTube, selagi jaringan internet masih tersedia. Kesaksian tersebut sejalan dengan pernyataan publik salah satu warga Israel yang dibebaskan Hamas akhir Oktober lalu, Yocheved Lifshitz (85 tahun). Dia mengatakan kepada wartawan, milisi Hamas menjaga dia dan tawanan lain dengan baik.

Selama lima hari terakhir, Israel menerima 60 sandera, termasuk perempuan dan anak-anak. Sebaliknya, Israel membebaskan 180 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak dari penjara Israel. 

Baca juga : Pengalaman Prof Tjandra Safari Di Cape Town, Afsel: Jumpa Singa Yang Lagi Tidur

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan dadakan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan ini telah membunuh lebih dari 14.000 orang pihak Palestina.  Sementara, korban tewas di Israel berdasarkan angka resmi mencapai 1.200 orang.

Sentimen Anti Semit Meningkat

Sejak gencarnya serangan Israel ke Gaza dan sekitarnya, didapati bahwa sentimen anti Yahudi atau anti semit terus meningkat di Eropa.

Asosiasi Federal Departemen Penelitian dan Informasi Antisemitisme (RIAS), yang mencatat insiden antisemitisme di Jerman, merilis laporan terbarunya, mendokumentasikan hampir 1.000 kasus agresi dan ujaran kebencian terhadap orang Yahudi di sejumlah negara Eropa sejak perang Hamas-Israel 7 Oktober lalu. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.