Dark/Light Mode

Banyak Kampus AS Diguncang Demo Pro Palestina

Netanyahu Ketar-ketir

Jumat, 26 April 2024 06:20 WIB
Para pengunjuk rasa berkemah di kampus Universitas Columbia, untuk mendukung warga Palestina, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan pemerintahan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza di New York City, AS, 24 April 2024.
Para pengunjuk rasa berkemah di kampus Universitas Columbia, untuk mendukung warga Palestina, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan pemerintahan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza di New York City, AS, 24 April 2024.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ketar-ketir dengan unjuk rasa membela Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat (AS). Menuding demo itu sebagai gerakan antisemitisme, Netanyahu mendesak aksi massa tersebut dihentikan.

Satu per satu kampus di Negeri Paman Sam menggelar aksi unjuk rasa pro Palestina, sejak pekan lalu. Awalnya, hanya sekelompok mahasiswa yang membawa spanduk sam­bil meneriakkan tuntutan, agar petinggi kampus menuntut per­damaian di Palestina.

Baca juga : Ghufron Disentil Opung Tumpak

Namun pekan ini, aksi protes ini membesar dan menjadi aksi camping. Tidak ketinggalan, mahasiswa pro Israel pun dilaporkan ikut mengadakan aksi tandingan. Mau tidak mau, situasi di sejumlah kampus memanas. Sejumlah kegiatan belajar mengajar pun terpaksa harus dilakukan secara daring.

Beberapa universitas terke­muka di AS, termasuk Colum­bia, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Harvard, Yale dan New York University, diwarnai protes yang berujung penangkapan ratusan orang.

Baca juga : Putus Karena Rizky Serong?

Para mahasiwa menuntut kampus mereka memutuskan hubungan keuangan dengan Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memicu konflik berbulan-bulan di Gaza.

Para mahasiswa juga mempro­tes tingginya angka korban sipil Palestina, akibat gempuran mili­ter Israel di Jalur Gaza. Menurut Otoritas Kesehatan di Gaza, angka korban jiwa mencapai 34.000 orang. United Nations Children’s Fund atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan, setidaknya 13.000 warga sipil yang tewas merupakan anak-anak.

Baca juga : KPK Sibuk Urusin Masalah Etik

Namun Netanyahu menyebut, situasi di kampus-kampus di AS ini mengingatkannya pada ke­jadian di universitas-universitas Jerman era 1930-an pada masa Adolf Hitler.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.