Dark/Light Mode

Mengingat Kembali Ide & Aksi Imam Khomeini (4)

Pemikiran Politik Imam Khomeini: Inspirasi Era Baru Internasional

Jumat, 7 Juni 2024 15:15 WIB
Ayatollah Sayyid Ruhollah Musavi Khomeini, Pemimpin Agung Iran. [Robert Lebeck/lebeck.de]
Ayatollah Sayyid Ruhollah Musavi Khomeini, Pemimpin Agung Iran. [Robert Lebeck/lebeck.de]

 Sebelumnya 
Faktanya, Revolusi Islam telah mampu memperkuat komponen-komponen soft power, terutama penciptaan wacana dan produksi sistem semantiknya, untuk mereproduksi kekuatan normativitas ideologi transnasional, meningkatkan lingkup pengaruh, dan menciptakan model, yaitu memberikan model kemajuan politik, ekonomi, sosial, dan budaya dengan mengandalkan kekuatan otoritas Syiah yang pada hakikatnya bersifat transnasional.

Selain itu, faktanya Revolusi Islam telah mengambil pendekatan kritis terhadap globalisasi sedemikian rupa sehingga ketika berinteraksi secara efektif dan konstruktif dengan dunia, Revolusi Islam juga mengkritik kondisi dan karakteristik sistem internasional. Dengan kata lain, Revolusi Islam menekankan "globalisasi yang beragam" dan meyakini bahwa tidak mungkin ada globalisasi tunggal yang homogen.

Ini berarti globalisasi bisa bersifat Barat, Rusia, Konfusianisme, atau Islam. Globalisasi yang ditawarkan oleh Islam didasarkan pada pendekatan peradaban. Dasar dari globalisasi Islam adalah pemikiran peradaban yang memiliki beberapa karakteristik: 1) agama sebagai landasan, 2) terbuka terhadap peradaban lain, 3) percaya pada pluralisme, 4) mempelajari Barat, dan 5) percaya pada dukungan ilmiah atau pencitraan pemikiran dan penggunaan alat-alat intelektual untuk memperkaya pemikiran.

Baca juga : Pentingnya Persatuan Umat Islam Menurut Imam Khomeini (RA)

Dari sudut pandang ini, peradaban dianggap sebagai fenomena beraneka ragam. Faktanya, era Imam Khomeini adalah era baru di mana dimensi menggantikan polaritas, dan "sistem internasional beraneka ragam" didirikan, bukan "sistem internasional multipolar".

Lebih jauh lagi, Revolusi Islam percaya pada globalisasi asimetris di dunia nyata. Ini karena globalisasi tidak memiliki efek yang sama pada masyarakat yang berbeda dan kecepatan globalisasi tidak sama di dalamnya. Hal ini juga karena setiap masyarakat bisa terpengaruh oleh globalisasi dari sudut pandang budaya, sosial, komunikasi, ekonomi, dan politik yang berbeda.

Revolusi Islam Iran juga percaya pada globalisasi dari tengah atau globalisasi horizontal, yaitu jenis globalisasi di mana para elit dan intelektual agama dapat mempengaruhi tren internasional secara horizontal dan menyebarkan pesan Revolusi kepada masyarakat lain.

Baca juga : Hasto: Pemikiran Bung Karno Menginspirasi Rakyat Indonesia dan Dunia

Poin lainnya, Revolusi Islam percaya pada globalisasi terbalik, yaitu jenis globalisasi yang, berlawanan dengan tren yang ada, berusaha mempengaruhi hubungan internasional dari bawah ke atas dan menghadirkan semacam "modernitas alternatif" yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama sembari mengupayakan inovasi dan regenerasi, yang berarti, Revolusi Islam dapat menghadirkan pemikiran keagamaan yang membangun peradaban yang menentang pendekatan sistem dominasi.

Pembangunan peradaban seperti ini akan mampu menampilkan identitas positif umat Islam dan untuk itu, penggunaan alat komunikasi untuk memajukan pandangan Revolusi Islam di ruang-ruang lintas batas menjadi sangat penting.

Karena itu, diperlukan penggunaan informasi dan komunikasi, menjelaskan norma dan mitos, memiliki pengaruh dalam politik untuk mempengaruhi kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat Muslim, menjawab keraguan yang muncul mengenai Revolusi Islam, dan menghadapi Iranphobia dan Syiahphobia di dunia maya, serta meniadakan stereotip mental ketakutan mengenai Revolusi Islam.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.