Dark/Light Mode

Harlah ke-123 Bung Karno

Hasto: Pemikiran Bung Karno Menginspirasi Rakyat Indonesia dan Dunia

Kamis, 6 Juni 2024 14:36 WIB
Harlah ke-123 Bung Karno Hasto: Pemikiran Bung Karno Menginspirasi Rakyat Indonesia dan Dunia

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengucapkan syukur karena 123 tahun yang lalu, tepatnya 6 Juni 1901, lahir putra sang fajar (Soekarno) yang menjadi tokoh pembebasan yang menginspirasi tidak hanya rakyat Indonesia tapi juga dunia.

Soekarno atau Bung Karno, kata Hasto, telah membawa suatu konsepsi tentang tata kelola dunia terutama dalam menghadapi kolonial dan imperialis.

Pernyataan ini juga bentuk kritikan terhadap sejarahwan Yuval Noah Harari yang dalam bukunya menyebut Indonesia tak membawa sumbangsih terhadap kemanusiaan dunia.

"Padahal Bung Karno dalam seluruh gagasannya berbicara tentang kemerdekaan Indonesia itu bukan untuk semata-mata rakyat Indonesia, tetapi untuk membangun suatu persaudaraan dunia. Indonesia sebagai taman sarinya dunia,” kata Hasto saat menjadi pembicara dalam peringatan Hari Lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6).

Adapun pembicara lainnya, Sejarawan sekaligus Dekan FIB Universitas Indonesia (UI), Dr. Bondan Kanumoyoso, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning dan dipandu oleh Sejarawan yang juga kader PDIP Bonnie Triyana.

Menurut politikus Yogyakarta ini, Bung Karno melalui ajudan terakhirnya Sidarto Danusubroto, menyampaikan ide, gagasan, serta cita-cita yang tak bisa dibunuh.

Baca juga : Warisan Bung Karno Menghadirkan Pancasila Menyatukan Bangsa

Dan itu terbukti bagaimana seluruh pemikiran Bung Karno hari ini masih relevan dan menjadi legasinya.

“Dan kita pun sebagai kader-kader partai harus membuat suatu legasi dengan ide gagasan cita-cita, dan perjuangan apa yang bisa kita lakukan dengan inspirasi pemikiran Bung Karno tadi untuk kepentingan rakyat Indonesia dan juga dunia,” pesan Hasto.

“Karena kalau kita lihat perjalanan dan sejarah pemikiran Bung Karno, benang merahnya itu luar biasa. Saya sangat beruntung mendampingi Ibu Mega karena mengetahui hal-hal yang sifatnya untold story,” sambungnya.

Dia pun menceritakan bagaimana Bung Karno sejak 1930 diasingkan dan dipenjara sampai akhirnya Jepang datang ke Indonesia.

Bukan hanya pra kemerdekaan saja, Bung Karno juga pernah menjadi tahanan rumah setelah Indonesia merdeka akibat pertarungan geopolitik dunia.

Bahkan, cerita Hasto, dengan adanya proyek de-Soekarnoisasi di orde baru, cita-cita serta gagasan Bung Karno tak pernah mati.

Baca juga : 10 Tahun Terakhir, Pembangunan Transportasi Seluruh Indonesia Relatif Meningkat 

Justru menjadi inspirasi bahkan bagi dunia yang masih diwarnai dengan berbagai pertarungan geopolitik.

Menurut Alumni Universitas Pertahanan ini, pemikiran Bung Karno telah memberikan sumbangsih bagi nilai-nilai kemanusian di mana mencakup aspek-aspek politik, budaya, sosiologi, antropologi, juga sistem ekonomi, serta hukum yang berkeadilan bagi semua pihak, bahkan aspek psikologi.

Dia pun mencontohkannya, bahwa pemikiran Bung Karno tentang perlawanan kolonial Belanda bisa dengan mudah digambarkan dan justru membangkitkan spirit rakyat Indonesia.

“Bagaimana pemikiran Bung Karno membangkitkan spirit rakyat Indonesia dengan mengumpamakan cacing yang terinjak.

"Jangankan sebuah bangsa, cacing yang terinjak-injak pun akan keruget-keruget melakukan perlawanan, apalagi kita bangsa dengan sejarah yang luar biasa’,” tuturnya.

Karena itu, lanjut dia, budaya dan tradisi intelektual yang disampaikan Bung Karno harus bisa diresapi bukan hanya kader PDIP tetapi para anak-anak muda Indonesia.

Baca juga : Rahmad Handoyo: Perubahan Kelas Amanah Rakyat Dan Undang-Undang

Karena itu dalam tradisi pemikirannya yang paling dasar adalah memahami sejarah serta kultur dan karakter dari bangsa itu sendiri.

Bahkan, Bung Karno juga sering berpesan untuk selalu membaca buku, sebagai jendela dunia. 

Dia pun menjelaskan, bagaimana relevansinya pemikiran Bung Karno sampai hari ini saat mengkritisi sistem kapitalis yang hanya memenuhi hasrat nafsu akan modal dan kekuasaan semata.

Bahkan, saat dunia mengalami pertentangan akan berbagai paham dan pemikiran dari lenisme sampai liberalisme, Bung Karno menghadirkan Pancasila untuk kemanusiaan.

“Kenapa Pancasila harus progresif? Karena ada kemanusiaan, ada keadilan sosial disitu. Ketika kita berbicara ketuhanan pun maknanya adalah ketuhanan dalam sebutannya yang potong royong, saling menghormati tidak ada egoisme agama, ketuhanan yang berkebudayaan,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.