Dark/Light Mode

Cerita Perjalanan Ke Rusia (3)

Pengamanan Ketat FNPP, Buka Sepatu Dan Cek Memory Card

Minggu, 6 Juli 2025 07:45 WIB
Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terapung (Floating Nuclear Power Plant/FNPP). (Foto: Dok. Rosatom)
Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terapung (Floating Nuclear Power Plant/FNPP). (Foto: Dok. Rosatom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wartawan Rakyat Merdeka Wahyu Suryani mengunjungi Kota Moskow dan Pevek di Rusia bersama wartawan dari Uzbekistan, Kirgistan, Afrika Selatan dan Ghana pada 21 Juni-1 Juli 2025. Kunjungan ini untuk melihat teknologi modern yang dimiliki Rosatom berupa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terapung (Floating Nuclear Power Plant/FNPP). Berikut ini laporannya.

Usai mengunjungi beberapa tempat di Moskow, perjalanan saya selanjutnya ke Kota Pevek. Di kota ini berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terapung (Floating Nuclear Power Plant/FNPP) Akademik Lomonosov yang gagah. Tidak sembarangan orang bisa keluar masuk di sana. Pengamanannya begitu ketat.

Pagi itu, udara di Kota Pevek sangat dingin menusuk tulang, meski sudah dilapisi dengan baju hangat yang saya pakai. Suhu mencapai 0 derajat celcius, belum lagi hujan turun rintik-rintik. Namun, dinginnya suhu Arktik tidak menyurutkan semangat saya saat melangkah menuju salah satu inovasi energi luar biasa di dunia, FNPP Akademik Lomonosov.

Berada di ujung dunia, di wilayah Chukotka yang terpencil, fasilitas ini bukan sekadar pembangkit listrik. Ini simbol ketahanan dan visi masa depan energi bersih di lingkungan dingin di bumi.

Baca juga : Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD Muncul Lagi

Semakin jauh melangkah, pemandangan megah FNPP mulai jelas terlihat di depan saya. Ini kapal laut dengan instalasi nuklir di dalamnya yang beroperasi secara terus-menerus. Di sekelilingnya, saya melihat infrastruktur darat yang dirancang untuk menyalurkan energi listrik dan panas ke penduduk. 

Untuk masuk ke FNPP, saya harus melewati pengecekan pengamanan. Barang bawaan, seperti tas dan handphone tak boleh dibawa masuk. Mereka menyediakan loker untuk menyimpan barang. Yang boleh dibawa hanya alat tulis, buku dan pulpen serta barang elektronik berupa kamera disertai memory card yang sudah terdaftar sebelumnya di list mereka. Yang tidak ada dalam daftar, tidak boleh dibawa masuk. Nomor seri kamera dan memory card dicek satu per satu.

Pengecekan belum kelar di situ. Setelah pengecekan pertama, dilakukan pengecekan kedua dan ini lebih ketat lagi. Satu-satu diperiksa kembali oleh petugas. Saking ketatnya, di pengecekan kedua saya sampai harus membuka sepatu. Agak lama memang waktu yang dibutuhkan untuk pengecekan kedua ini, mengingat rombongan wartawan berjumlah sembilan orang.

Beres pengecekan, saya dan rombongan menuju ruang meeting. Kami mendengarkan paparan terkait FNPP. Tak lama, kami menuju kapal untuk istirahat sejenak. Tersedia kue, roti dan minuman seperti kopi dan teh untuk menghangatkan tubuh. Saat tubuh sudah terasa hangat, tur FNPP dimulai. Ruangan pertama yang kami kunjungi adalah ruang olahraga. Di dalamnya ada lapangan basket dan tempat gym. Jangan membayangkan lapangan basket yang luas, ini hanya untuk permainan 3 on 3 saja.

Baca juga : Wujudkan Swasembada Energi, Kemendes Dukung Langkah Cepat Bahlil

Sambil menuju ruang selanjutnya, kami diingatkan tidak mengambil gambar tanpa persetujuan mereka. Jika ketahuan mengambil gambar tanpa izin, maka gambar akan dihapus.

Berikutnya, kami menuju ruang mesin pusat di bawah dek utama. Di sini hanya beberapa tempat yang boleh diambil gambar. Lanjut ke ruang nakhoda, tempat untuk mengendalikan kapal. Di ruang ini terdapat roda kemudi, peralatan navigasi dan instrumen lainnya. Tak lama di situ, saya dan rombongan menuju ruang kerja Chief Mechanical Engineer Arthur Prokopenko. Di ruang kerja itu, terdapat tempat tidur dan kamar mandi. Prokopenko mengaku sudah terbiasa bekerja di kapal ini. “Sistem kerjanya dua bulan di laut, dua bulan di darat,” katanya, singkat.

Tak terasa waktu semakin siang. Di luar hujan masih turun rintik-rintik. Saya dan rombongan diajak ke ruang makan. Tempat ini biasa digunakan para karyawan FNPP untuk makan siang. Semua makanannya gratis. Kami pun disajikan makanan dan minuman beraroma buah yang segar.

Selesai di ruang makan, saya dan rombongan lanjut ke ruang kontrol. Petugas terlihat sibuk melakukan pekerjaannya sambil melihat monitor. Nah, tempat terakhir yang dikunjungi adalah dek kapal atas. Udara dingin di luar seolah-olah terabaikan karena pesona hamparan laut arktik. Sangat indah jika dilihat dari atas kapal.

Baca juga : Wagub Sulawesi Selatan Dirayu Gabung Gerindra

Untuk diketahui, Rosatom adalah perusahaan yang menggerakkan proyek ini. Perusahaan global dalam teknologi Reaktor Modular Kecil (Small Modular Reactor/SMR). Pengalaman mereka menyebarkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), baik yang berkapasitas besar maupun kecil sangat luas.

SMR memiliki jejak konstruksi yang kecil, memberikan fleksibilitas untuk lokasi terpencil seperti Pevek yang memiliki akses infrastruktur terbatas.

Pembangkit ini juga menyediakan generasi daya yang andal dan stabil, dengan kapasitas nominal yang dapat disesuaikan melalui penambahan unit daya baru.

Penyediaan energi yang stabil dan terprediksi menjadikan kualitas hidup yang lebih baik bagi penduduk Pevek. Selain itu, proyek ini secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja baru, baik langsung di FNPP maupun di sektor pendukung ketersediaan energi. (Bersambung)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.